kata “bounce rate” berarti rata-rata kelembaman atau tingkat kelambungan. Dalam kaidah website, bounce rate diartikan sebagai persentase kunjungan pada satu halaman dimana pengunjung masuk (landing page) dan kemudian pergi dari halaman tersebut (artinya pengunjung masuk ke sebuah halaman web/blog dan kemudian langsung pergi tanpa masuk atau membuka halaman lain pada web/blog yang sama).
Bounce rate adalah metrics (alat ukur) untuk mengetahui seberapa besar kualitas kunjungan pada sebuah web/blog. Metriks bounce rate seringkali kita temui pada alat atau tool penilai traffic website seperti Alexa Traffic Rank, Google Analytics, Compete Rank, dll. Google secara jelas menyebutkan bounce rate sebagai:
Tingkat atau persentase bounce rate seringkali menjadi alat ukur atau pertimbangan advertiser untuk memasang iklan. Semakin besar kualitas kunjungan pada suatu website (atau semakin rendah bounce rate) semakin besar kesempatan untuk mendapatkan klien advertiser atau stakeholder lainnya. Bounce rate juga menjadi tolok ukur bagi webmaster untuk melihat kualitas kunjungan, yang berarti menunjukkan kualitas website yang dia kembangkan.
Pada dasarnya, faktor penyebab tingginya persentase bounce rate adalah pengunjung tidak atau kurang menemukan relevansi pada konten yang diinginkan. Dia kemudian segera pergi dari halaman dimana dia masuk tanpa meninggalkan jejak ke halaman-halaman lainnya. Namun demikian, faktor-faktor pasti yang dideteksi oleh pengukur bounce rate (baca: traffic tool seperti milik Alexa) adalah sebagai berikut:
Pengunjung menekan tombol “back” pada browsernya.
Pengunjung menutup window/tab browser pada halaman yang dia kunjungi.
Pengunjung melakukan klik pada salah satu iklan.
Pengunjung melakukan klik pada salah satu link eksternal.
Pengunjung menggunakan search box di salah satu halaman yang dia kunjungi (biasanya eksternal, seperti Google Custom Search).
Pengunjung mengetikkan url baru pada browser yang sama.
Bentuk-bentuk aksi di atas akan menyebabkan pengunjung meninggalkan halaman web/blog dan dihitung sebagai bounce rate, dengan catatan dia baru saja landing atau masuk ke satu halaman saja tanpa membuka halaman-halaman lain.
Bounce rate adalah metrics (alat ukur) untuk mengetahui seberapa besar kualitas kunjungan pada sebuah web/blog. Metriks bounce rate seringkali kita temui pada alat atau tool penilai traffic website seperti Alexa Traffic Rank, Google Analytics, Compete Rank, dll. Google secara jelas menyebutkan bounce rate sebagai:
- Code:
…the percentage of single-page visits or visits in which the person left your site from the entrance (landing) page.
Tingkat atau persentase bounce rate seringkali menjadi alat ukur atau pertimbangan advertiser untuk memasang iklan. Semakin besar kualitas kunjungan pada suatu website (atau semakin rendah bounce rate) semakin besar kesempatan untuk mendapatkan klien advertiser atau stakeholder lainnya. Bounce rate juga menjadi tolok ukur bagi webmaster untuk melihat kualitas kunjungan, yang berarti menunjukkan kualitas website yang dia kembangkan.
Pada dasarnya, faktor penyebab tingginya persentase bounce rate adalah pengunjung tidak atau kurang menemukan relevansi pada konten yang diinginkan. Dia kemudian segera pergi dari halaman dimana dia masuk tanpa meninggalkan jejak ke halaman-halaman lainnya. Namun demikian, faktor-faktor pasti yang dideteksi oleh pengukur bounce rate (baca: traffic tool seperti milik Alexa) adalah sebagai berikut:
Pengunjung menekan tombol “back” pada browsernya.
Pengunjung menutup window/tab browser pada halaman yang dia kunjungi.
Pengunjung melakukan klik pada salah satu iklan.
Pengunjung melakukan klik pada salah satu link eksternal.
Pengunjung menggunakan search box di salah satu halaman yang dia kunjungi (biasanya eksternal, seperti Google Custom Search).
Pengunjung mengetikkan url baru pada browser yang sama.
Bentuk-bentuk aksi di atas akan menyebabkan pengunjung meninggalkan halaman web/blog dan dihitung sebagai bounce rate, dengan catatan dia baru saja landing atau masuk ke satu halaman saja tanpa membuka halaman-halaman lain.