Surabaya-Kabar Baik Indonesia: Sejak dahulu penggemar burung berkicau banyak diminati, terutama oleh kaum adam. Bahkan tak jarang pula kaum hawa ikut ikutan gemar memelihara sekaligus penyayang burung. Suara burung yang sudah tergolong pintar membuat banyak orang ternyengang.
Kalau sudah namanya hobby sekaligus memiliki komunitas, apapun bentuknya sampai sampai si penggemar itu tak jarang lebih menyayanginya. Bahkan sampai sampai bangun tidur langsung merawat burung kesayangannya, mulai dibersihkan sangkar sampai memandikan burungnya.
Apalagi memelihara burung berkicau yang sudah jawara, wah…sayangnya melebihi menyayangi dirinya sendiri atau keluarganya. Sebab bandrol atau harga burung yang sudah jawara sekaligus malang melintang diikutkan lomba tingkat nasional bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juga rupiah.
Salah satu contoh burung jenis Love Bird bernama “Superman” dan “Pinokyo” sewrta Eksman” milik Dedy Heroes, warga Dharmawangsa Surabaya. Kedua burung jenis Love Bird itu terjual dengan harga mencapai bandrol Rp 75 juta. Sebab kedua burung ini selalu juara dalam lomba nasional.
Berbagai cara untuk merawat agar burung bisa jawara, tentunya burung itu harus memiliki materi suara untuk jenis burung Love Bird, yaitu Ngekek harus lama atau panjang dibarengi dengan mental burung itu sangat bagus. Dengan materi seperti inilah ada kecenderungan bisa meraih juara dalam lomba.
Untuk itu tak heran, jika lomba burung berkicau khususnya katagori Love Bird selalu penuh gantangannya. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya komunitas penggemar burung, khususnya jenis burung betet itu. Harga mulai dari ratusan yang merupakan burung masih bakalan sampai ratusan juta untuk burung yang tergolong jawara.
“ Memanmg sudah laku burung saya yang sudah malang melintang diarena lomba tingkat nasional. Harganya Suparman dan Pinokyo cukup lumayan mahal,” ujar Dedy yang malu menyebutkan harga burungnya itu.
Bagi komunitas burung Lave Bird yang tersohor di Surabaya itu berada di wilayah Jalan Dharmawangsa. Kadang tak banyak orang menyebutkannya, bahwa kampung di Jalan Dharmawangsa itu adalah “kampung Love Bird”. Sebab di daerah tersebut komunitas burung betet ini cukup marak.
Setiap ada lomba di mana saja dan kapan saja selalu tampil dengan burung yang dijagokannya. Bagi penggemar burung jenis ini, tidak hanya satu atau lebih yang dimilikinya, tapi sampai puluhan burung Love Bird. Salah satu contoh burung Love Bird milik Abah Jaya, si penjual sate kambing itu.
Ingin memiliki Love Bird tergolong handal juga butuh dilatih. Untuk melatih burung agar pemiliknya bisa mengetahui secara maksimal, maka dibutuhkan latihan rutinitas. Kalau di Jalan Dharmawangsa bisa di ”mbah genteng” di lokasi ini biasa para kuminitas Love Bird melatih burungnya. Selama latihan tidak ditarik tiket dan bahkan oleh pemilik lokasi, Abah Jaya tak jarang disuguhi makanan maupun minuman gratis. (tri)