Indeks
Mozilla Indonesia memperkenalkan Firefox OS di Surabaya untuk pertama kalinya sejak diluncurkan secara resmi pada 24 Februari lalu dalam Mobile World Congress 2013 di Barcelona, Spanyol.
Hari pertama, 3 Juni 2013, perkenalan dilakukan secara informal dalam acara MozKopdarSUB yang merupakan ajang kumpul dan diskusi para penggemar Firefox di Surabaya yang dihadiri oleh empat orang Mozilla Representative di Indonesia, yaitu Yoe One Ariestya Niovitta, Benny Chandra, Finan Akbar, dan Arief Bayu Purwanto.
Keesokan harinya, 4 Juni 2013, Mozilla Indonesia diundang mengisi seminar 'Getting Closer to Firefox OS' yang diadakan oleh organisasi Linux User Group STIKOM Surabaya. Saat itu, tiga orang Mozilla Representative, yaitu Yoe One Ariestya Niovitta, Benny Chandra, dan Finan Akbar, tampil menjadi pembicara.
"Firefox OS adalah sistem operasi mobile baru dari Mozilla yang dibangun di atas teknologi open Web (Web API baru, HTML5, CSS, dan sebagainya) sehingga setiap fitur dapat dibangun sebagai aplikasi Web (panggilan telepon, mengirim dan menerima pesan, menjelajah internet, dan sebagainya)," jelas Benny Chandra dalam seminar itu.
Dia juga menambahkan jika kehadiran Firefox OS untuk peranti bergerak membuat aplikasi Web dapat mengakses kemampuan peranti, yang sebelumnya hanya dibuka untuk native apps saja.
"Dengan demikian, hal ini dapat menunjang peningkatan pengalaman terbaik bagi pengguna dalam menggunakan aplikasi mobile," ujarnya dalam press release, Senin (10/6).
Ditambahkan oleh Yoe One Ariestya Niovitta, "Bagi para pengembang aplikasi, Firefox OS menawarkan peluang baru yang lebih baik dari yang ada saat ini. Mahasiswa maupun pengembang aplikasi profesional yang ingin membuat aplikasi untuk Firefox OS tidak perlu belajar bahasa pemrograman baru. Cukup dengan menyesuaikan pengalaman mereka selama ini dalam membuat aplikasi Web dengan HTML5, CSS, JavaScript, dan sebagainya."
"Pengembang aplikasi pun dapat lebih luas dan bebas menawarkan aplikasi mereka, tidak terbatas pada satu ekosistem yang dikendalikan sepenuhnya oleh satu vendor tertentu. Pengembang bisa mendistribusikan aplikasi lewat Firefox Marketplace, situs web sendiri, atau toko lain yang menggunakan open app store technology-nya Mozilla," sambung Benny di depan sekitar 110 peserta yang hadir saat itu.
Lebih lanjut, Finan Akbar mengatakan bahwa kehadiran Firefox OS tidak secara langsung untuk menggantikan mobile OS lain seperti Android atau iOS, tetapi lebih sebagai alternatif. Terutama sebagai pengganti feature phone (ponsel yang hanya dilengkapi dengan fungsi dasar).
[dzm]
Hari pertama, 3 Juni 2013, perkenalan dilakukan secara informal dalam acara MozKopdarSUB yang merupakan ajang kumpul dan diskusi para penggemar Firefox di Surabaya yang dihadiri oleh empat orang Mozilla Representative di Indonesia, yaitu Yoe One Ariestya Niovitta, Benny Chandra, Finan Akbar, dan Arief Bayu Purwanto.
Keesokan harinya, 4 Juni 2013, Mozilla Indonesia diundang mengisi seminar 'Getting Closer to Firefox OS' yang diadakan oleh organisasi Linux User Group STIKOM Surabaya. Saat itu, tiga orang Mozilla Representative, yaitu Yoe One Ariestya Niovitta, Benny Chandra, dan Finan Akbar, tampil menjadi pembicara.
"Firefox OS adalah sistem operasi mobile baru dari Mozilla yang dibangun di atas teknologi open Web (Web API baru, HTML5, CSS, dan sebagainya) sehingga setiap fitur dapat dibangun sebagai aplikasi Web (panggilan telepon, mengirim dan menerima pesan, menjelajah internet, dan sebagainya)," jelas Benny Chandra dalam seminar itu.
Dia juga menambahkan jika kehadiran Firefox OS untuk peranti bergerak membuat aplikasi Web dapat mengakses kemampuan peranti, yang sebelumnya hanya dibuka untuk native apps saja.
"Dengan demikian, hal ini dapat menunjang peningkatan pengalaman terbaik bagi pengguna dalam menggunakan aplikasi mobile," ujarnya dalam press release, Senin (10/6).
Ditambahkan oleh Yoe One Ariestya Niovitta, "Bagi para pengembang aplikasi, Firefox OS menawarkan peluang baru yang lebih baik dari yang ada saat ini. Mahasiswa maupun pengembang aplikasi profesional yang ingin membuat aplikasi untuk Firefox OS tidak perlu belajar bahasa pemrograman baru. Cukup dengan menyesuaikan pengalaman mereka selama ini dalam membuat aplikasi Web dengan HTML5, CSS, JavaScript, dan sebagainya."
"Pengembang aplikasi pun dapat lebih luas dan bebas menawarkan aplikasi mereka, tidak terbatas pada satu ekosistem yang dikendalikan sepenuhnya oleh satu vendor tertentu. Pengembang bisa mendistribusikan aplikasi lewat Firefox Marketplace, situs web sendiri, atau toko lain yang menggunakan open app store technology-nya Mozilla," sambung Benny di depan sekitar 110 peserta yang hadir saat itu.
Lebih lanjut, Finan Akbar mengatakan bahwa kehadiran Firefox OS tidak secara langsung untuk menggantikan mobile OS lain seperti Android atau iOS, tetapi lebih sebagai alternatif. Terutama sebagai pengganti feature phone (ponsel yang hanya dilengkapi dengan fungsi dasar).
[dzm]
