Endothelins (ET) adalah zat kimiawi yang dikeluarkan oleh sel-sel endothel, yang merupakan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi (faktor kontraksi) dengan menginduksi kontraksi otot polos arteriol.
Sel-sel endotel adalah sel – sel epitel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah dan ruang jantung, berfungsi sebagai pelapis fisik antara darah dan bagian dinding pembuluh lainnya. Jika terjadi perubahan lingkungan (misalnya penurunan O2) atau perubahan fisik (misalnya peregangan dinding pembuluh), maka sel-sel endotel akan mengeluarkan zat-zat perantara kimiawi yang bekerja lokal.
Endothelins (ET) dikeluarkan oleh sel-sel endothel, merupakan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi (faktor kontraksi) dengan menginduksi kontraksi otot polos arteriol. Isolasi dan sekuen endothelin diidentifikasi terdiri dari 21 asam amino. Terdapat 3 gen endothelin yang banyak mengandung peptide, yaitu ET-1, ET-2 dan ET-3. Pengaruh secara fisik membentuk ET yang merupakan gulungan helix sentral yang distabilisasi yang mengandung 2 ikatan rantai disulfide. Bentuk konformasi ini penting untuk afinitas yang tinggi dalam mengikat reseptor EDTA, tetapi tidak digunakan untuk mengikat ETB-4. Translasi sebagai prepropeptida dan ditranslokasi menuju sirkulasi sebagai bentuk pro Big ET-1, bioaktif ET-1 dikeluarkan ketika Big ET-1 kebocoran oleh enzim yang mengubah endothelin pada sisi aktif.
Pada pengeluaran pertama ET-1 bisa sangat berbeda kerjanya dibandingkan dengan reseptor yang terikat. Kadar sirkulasi basal dari ET-1 : < 1 - 3 pg/mL, tetapi diketahui bahwa akan bertambah bila terjadi didalam atrial dan hipertensi pulmonary, arterosklerosis, kegagalan fungsi jantung, kanker dan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru seperti COPD dan asma.
Pengukuran endothelin 1 (ET-1) dengan menggunakan metode ELISA memiliki nilai normal untuk sampel plasma EDTA : 1,1 – 2,4 pg/mL (rerata 1,8 pg/mL). Jika digunakan sampel serum maka nilai normalnya adalah 1,2 – 2,5, pg/mL (rerata 1,8 pg/mL). Pengukuran endothelin dalam serum/plasma dapat dilakukan dengan teknik ini. Didasarkan pada Ikatan spesifik antara Antigen-antibody.
Sel-sel endotel adalah sel – sel epitel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah dan ruang jantung, berfungsi sebagai pelapis fisik antara darah dan bagian dinding pembuluh lainnya. Jika terjadi perubahan lingkungan (misalnya penurunan O2) atau perubahan fisik (misalnya peregangan dinding pembuluh), maka sel-sel endotel akan mengeluarkan zat-zat perantara kimiawi yang bekerja lokal.
Endothelins (ET) dikeluarkan oleh sel-sel endothel, merupakan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi (faktor kontraksi) dengan menginduksi kontraksi otot polos arteriol. Isolasi dan sekuen endothelin diidentifikasi terdiri dari 21 asam amino. Terdapat 3 gen endothelin yang banyak mengandung peptide, yaitu ET-1, ET-2 dan ET-3. Pengaruh secara fisik membentuk ET yang merupakan gulungan helix sentral yang distabilisasi yang mengandung 2 ikatan rantai disulfide. Bentuk konformasi ini penting untuk afinitas yang tinggi dalam mengikat reseptor EDTA, tetapi tidak digunakan untuk mengikat ETB-4. Translasi sebagai prepropeptida dan ditranslokasi menuju sirkulasi sebagai bentuk pro Big ET-1, bioaktif ET-1 dikeluarkan ketika Big ET-1 kebocoran oleh enzim yang mengubah endothelin pada sisi aktif.
Pada pengeluaran pertama ET-1 bisa sangat berbeda kerjanya dibandingkan dengan reseptor yang terikat. Kadar sirkulasi basal dari ET-1 : < 1 - 3 pg/mL, tetapi diketahui bahwa akan bertambah bila terjadi didalam atrial dan hipertensi pulmonary, arterosklerosis, kegagalan fungsi jantung, kanker dan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru seperti COPD dan asma.
Pengukuran endothelin 1 (ET-1) dengan menggunakan metode ELISA memiliki nilai normal untuk sampel plasma EDTA : 1,1 – 2,4 pg/mL (rerata 1,8 pg/mL). Jika digunakan sampel serum maka nilai normalnya adalah 1,2 – 2,5, pg/mL (rerata 1,8 pg/mL). Pengukuran endothelin dalam serum/plasma dapat dilakukan dengan teknik ini. Didasarkan pada Ikatan spesifik antara Antigen-antibody.