Mengidentifikasi monitoring dan mengevaluasi akan adanya potensi degradasi suatu mekanisme memang sangat penting dalam menilai kegagalan pipa. Namun strategi serta tenik inspeksi untuk mengukur dampak / konsekuensi dari kegagalan tersebut juga sangat penting untuk diperhatikan.
Disini penggabungan antara teknik dan strategi dalam mengidentifikasi kemungkinan serta dampak akan kegagalan tersebut merupakan elemen utama dalam melakukan inspeksi.
Inspeksi ini berdasarkan evaluasi yang sistematis dari kedua kemungkinan kegagalan dan dampak kegagalan tersebut. Penilaian evaluasi ini harus didasarkan pada semua bentuk degradasi yang cukup mempengaruhi fungsinya. Misalnya karena adanya penipisan tebal pipa karena korosi baik di dalam maupun di permukaan pipa; retak; ataupun karena sifat-sifat logamnya [kelelahan, stress, brittle].
Inspeksi ini juga ditujukan untuk mengetahui alat teknik apa yang cocok untuk digunakan dalam pemeriksaan potensi degradasi tersebut.
Pertama kali yang harus dilakukan untuk melakukan inspeksi ialah mempersiapkan alat-alat pelindung diri dan mengamankan material dari unsur-unsur yang berbahaya. Misalnya dari temperatur yang tinggi; gas beracun; yang bisa mengakibatkan ledakan; dan lain-lain.
Dalam melakukan suatu inspeksi mungkin tidak harus dilakukan inspeksi secara menyeluruh karena membutuhkan waktu yang lama dan beban biaya yang sangat besar, sehingga perlu dilakukan suatu sampling yang mewakili semua keadaan.
Metode Inspeksi dapat dikategorikan menjadi 2 metode, yaitu inspeksi dengan cara merusak sample dan inspeksi tanpa merusak sample.
Dibawah ini akan dijelaskan inspeksi tanpa merusak.
Inspeksi yang tidak merusak benda kerja misalnya Visual Inspection; Penetrant Inspection; Radiographic (X-Ray); Eddy Current Inspection; Ultrasonic Inspection.
Pengujian yang tidak merusak ini dimaksud untuk tidak merusak barang uji karena akan digunakan kembali atau hanya untuk fasilitas keselamatan pada peralata elektrik.
Sebelum melakukan inspeksi, suatu inspektur harus merujuk pada inspeksi-inspeksi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Disini penggabungan antara teknik dan strategi dalam mengidentifikasi kemungkinan serta dampak akan kegagalan tersebut merupakan elemen utama dalam melakukan inspeksi.
Inspeksi ini berdasarkan evaluasi yang sistematis dari kedua kemungkinan kegagalan dan dampak kegagalan tersebut. Penilaian evaluasi ini harus didasarkan pada semua bentuk degradasi yang cukup mempengaruhi fungsinya. Misalnya karena adanya penipisan tebal pipa karena korosi baik di dalam maupun di permukaan pipa; retak; ataupun karena sifat-sifat logamnya [kelelahan, stress, brittle].
Inspeksi ini juga ditujukan untuk mengetahui alat teknik apa yang cocok untuk digunakan dalam pemeriksaan potensi degradasi tersebut.
Pertama kali yang harus dilakukan untuk melakukan inspeksi ialah mempersiapkan alat-alat pelindung diri dan mengamankan material dari unsur-unsur yang berbahaya. Misalnya dari temperatur yang tinggi; gas beracun; yang bisa mengakibatkan ledakan; dan lain-lain.
Dalam melakukan suatu inspeksi mungkin tidak harus dilakukan inspeksi secara menyeluruh karena membutuhkan waktu yang lama dan beban biaya yang sangat besar, sehingga perlu dilakukan suatu sampling yang mewakili semua keadaan.
Metode Inspeksi dapat dikategorikan menjadi 2 metode, yaitu inspeksi dengan cara merusak sample dan inspeksi tanpa merusak sample.
Dibawah ini akan dijelaskan inspeksi tanpa merusak.
Inspeksi yang tidak merusak benda kerja misalnya Visual Inspection; Penetrant Inspection; Radiographic (X-Ray); Eddy Current Inspection; Ultrasonic Inspection.
Pengujian yang tidak merusak ini dimaksud untuk tidak merusak barang uji karena akan digunakan kembali atau hanya untuk fasilitas keselamatan pada peralata elektrik.
Sebelum melakukan inspeksi, suatu inspektur harus merujuk pada inspeksi-inspeksi yang sudah dilakukan sebelumnya.