Indeks
Bagi yang belum pernah dengar istilah ini, mastitis merupakan istilah medis untuk peradangan atau infeksi payudara. Istilah ini mungkin memang kurang dikenal moms, tapi harus diwaspadai, karena berdasarkan sejumlah studi, satu diantara dua puluh moms yang menyusui berisiko mengalami mastitis. Dari jumlah tersebut, banyak yang mengalami gangguan ini lebih dari satu kali.
Yang perlu diketahui adalah gejala-gejalanya, sehingga bisa menentukan apakah moms perlu memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan dan terapi lebih lanjut.
Dua Jenis Mastitis
Ada dua jenis mastitis: infektif dan non-infektif.
1. Infektif mastitis diakibatkan oleh kuman yang masuk ke saluran air susu di puting payudara melalui perantaraan mulut atau hidung bayi saat menyusui.
2. Non-infektif mastitis terjadi karena saluran air susu yang tersumbat dan posisi menyusui yang salah.
Gejala mastitis adalah payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat Celcius dan timbul rasa lelah yang amat sangat.
Mastitis dapat terjadi kapan saja selama masa menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran. Moms yang baru pertama kali menyusui cenderung lebih sering terkena mastitis.
Cara terbaik menghindari mastitis adalah dengan beristirahat secara cukup, menjalankan pola makan yang sehat serta menata diet yang seimbang selama menyusui. Bila hal-hal tersebut kurang diperhatikan, maka tubuh akan rentan terhadap infeksi, termasuk mastitis, jadi prinsipnya penting untuk menjaga daya tahan tubuh kita.
Apa yang perlu dilakukan bila terjadi mastitis?
Segera konsultasilkan dengan dokter. Moms akan diberi antibiotik dan juga disarankan untuk beristirahat dan melakukan pengompresan. Bila ditangani secara cepat dan tepat, mastitis tidak akan berlangsung lama. Jadi moms tidak perlu berhenti menyusui kecuali disarankan oleh dokter.
Meski terasa sakit saat terserang mastitis, gangguan ini tidak berdampak negatif bagi bayi.
Sumber : http://go.girilaya.com/aa2wwp
Yang perlu diketahui adalah gejala-gejalanya, sehingga bisa menentukan apakah moms perlu memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan dan terapi lebih lanjut.
Dua Jenis Mastitis
Ada dua jenis mastitis: infektif dan non-infektif.
1. Infektif mastitis diakibatkan oleh kuman yang masuk ke saluran air susu di puting payudara melalui perantaraan mulut atau hidung bayi saat menyusui.
2. Non-infektif mastitis terjadi karena saluran air susu yang tersumbat dan posisi menyusui yang salah.
Gejala mastitis adalah payudara memerah, terasa sakit serta panas dan membengkak. Bila semakin parah, maka suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat Celcius dan timbul rasa lelah yang amat sangat.
Mastitis dapat terjadi kapan saja selama masa menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran. Moms yang baru pertama kali menyusui cenderung lebih sering terkena mastitis.
Cara terbaik menghindari mastitis adalah dengan beristirahat secara cukup, menjalankan pola makan yang sehat serta menata diet yang seimbang selama menyusui. Bila hal-hal tersebut kurang diperhatikan, maka tubuh akan rentan terhadap infeksi, termasuk mastitis, jadi prinsipnya penting untuk menjaga daya tahan tubuh kita.
Apa yang perlu dilakukan bila terjadi mastitis?
Segera konsultasilkan dengan dokter. Moms akan diberi antibiotik dan juga disarankan untuk beristirahat dan melakukan pengompresan. Bila ditangani secara cepat dan tepat, mastitis tidak akan berlangsung lama. Jadi moms tidak perlu berhenti menyusui kecuali disarankan oleh dokter.
Meski terasa sakit saat terserang mastitis, gangguan ini tidak berdampak negatif bagi bayi.
Sumber : http://go.girilaya.com/aa2wwp
