Nasib bejo atau mujur dalam membangun sebuah usaha tentu tidak dialami semua orang. Besar kecilnya modal pun belum bisa menjamin kesuksesan sebuah usaha. Namun, nasib bejo atau mujur itu bisa diperoleh dengan tekad besar, kerja keras dan doa.
Seperti yang dialami Bahmad (52) warga RT 2 RW III, Desa Prembun, Kecamatan Prembun sebagai perajin kasur dan bantal berbahan baku kapas randu. Usaha yang awalnya dirintis dengan modal kecil, kini mampu berdiri tegak dan memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pekerjanya. Bahkan usaha tersebut kini digaet oleh salah satu pengusaha di Kecamatan Prembun.
Saat dikunjungi Suara Merdeka di kediamannya, Minggu (3/2), Bahmad mengisahkan, awal mula rintisan usaha tersebut berangkat dari keterdesakan kondisi ekonomi keluarga. Minimnya pendapatan keluarga tak sebanding dengan tingkat kebutuhan sehari-hari.
Bahmad pun berinisiatif membuat bantal, kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. "Usaha ini saya mulai 2006. Awalnya saya hanya membeli kapuk (kapas -red) randu sebanyak 50 kilogram untuk dibuat bantal. Bantal-bantal itu saya titipkan di toko-toko yang ada di Kecamatan Prembun," kisahnya.
Pekerjaan membuat bantal itu dilakoni Bahmad bersama istri, Khafidoh (42), dengan penuh kesabaran. Setiap hari mereka harus berjibaku dengan debu kapas demi bisa menghidupi ketiga buah hatinya. Pekerjaan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan ruang tamu rumahnya.
Keterbatasan modal dan tempat tak menjadi halangan bagi Bahmad untuk tetap bekerja keras. Meski demikian, Bahmad dan Khafidoh masih harus berbesar hati. Sebab, hasil membuat bantal tersebut belum mampu mencukupi semua kebutuhan keluarga. "Namanya keluarga pasti memerlukan biaya banyak," tutur dia.
Selang beberapa waktu, ada seorang pengusaha di wilayah Kecamatan Prembun yang terpesona dengan hasil karya Bahmad. Bahmad pun ditawari sebuah kerja sama untuk memproduksi kasur dan bantal dalam skala besar. Tak menyia-nyiakan peluang, Bahmad pun langsung menyepakati tawaran tersebut. Alhasil, semua kebutuhan bahan baku disediakan oleh pengusaha tersebut. Sementara, Bahmad bertugas membuat bantal dan kasur kemudian di setor.
Bahmad pun sama sekali tak pernah menyangka jika buah karyanya kini bisa beredar luas di pasar wilayah Kedu dan Yogyakarta.
Untuk membantu produksi, Bahmad dibantu enam orang warga sekitar. Dalam waktu setengah bulan, Bahmad bisa menghabiskan kapas randu sebanyak 16 kwintal.
Kini, kehidupan keluarga Bahmad pun bisa mendapat berkah dari jerih payah dan ketekunanannya selama ini. Dari hasil usaha itu Bahmad bisa membiayai pendidikan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi serta berangkat ke tanah suci untuk ibadah haji.
"Kami sekeluarga hanya bisa bersyukur kepada Alloh SWT atas nikmat yang diberikan," pungkasnya.
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_kedu/2013/02/03/144087/Berawal-dari-Coba-coba-Kini-Digaet-Pengusaha
Seperti yang dialami Bahmad (52) warga RT 2 RW III, Desa Prembun, Kecamatan Prembun sebagai perajin kasur dan bantal berbahan baku kapas randu. Usaha yang awalnya dirintis dengan modal kecil, kini mampu berdiri tegak dan memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pekerjanya. Bahkan usaha tersebut kini digaet oleh salah satu pengusaha di Kecamatan Prembun.
Saat dikunjungi Suara Merdeka di kediamannya, Minggu (3/2), Bahmad mengisahkan, awal mula rintisan usaha tersebut berangkat dari keterdesakan kondisi ekonomi keluarga. Minimnya pendapatan keluarga tak sebanding dengan tingkat kebutuhan sehari-hari.
Bahmad pun berinisiatif membuat bantal, kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga. "Usaha ini saya mulai 2006. Awalnya saya hanya membeli kapuk (kapas -red) randu sebanyak 50 kilogram untuk dibuat bantal. Bantal-bantal itu saya titipkan di toko-toko yang ada di Kecamatan Prembun," kisahnya.
Pekerjaan membuat bantal itu dilakoni Bahmad bersama istri, Khafidoh (42), dengan penuh kesabaran. Setiap hari mereka harus berjibaku dengan debu kapas demi bisa menghidupi ketiga buah hatinya. Pekerjaan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan ruang tamu rumahnya.
Keterbatasan modal dan tempat tak menjadi halangan bagi Bahmad untuk tetap bekerja keras. Meski demikian, Bahmad dan Khafidoh masih harus berbesar hati. Sebab, hasil membuat bantal tersebut belum mampu mencukupi semua kebutuhan keluarga. "Namanya keluarga pasti memerlukan biaya banyak," tutur dia.
Selang beberapa waktu, ada seorang pengusaha di wilayah Kecamatan Prembun yang terpesona dengan hasil karya Bahmad. Bahmad pun ditawari sebuah kerja sama untuk memproduksi kasur dan bantal dalam skala besar. Tak menyia-nyiakan peluang, Bahmad pun langsung menyepakati tawaran tersebut. Alhasil, semua kebutuhan bahan baku disediakan oleh pengusaha tersebut. Sementara, Bahmad bertugas membuat bantal dan kasur kemudian di setor.
Bahmad pun sama sekali tak pernah menyangka jika buah karyanya kini bisa beredar luas di pasar wilayah Kedu dan Yogyakarta.
Untuk membantu produksi, Bahmad dibantu enam orang warga sekitar. Dalam waktu setengah bulan, Bahmad bisa menghabiskan kapas randu sebanyak 16 kwintal.
Kini, kehidupan keluarga Bahmad pun bisa mendapat berkah dari jerih payah dan ketekunanannya selama ini. Dari hasil usaha itu Bahmad bisa membiayai pendidikan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi serta berangkat ke tanah suci untuk ibadah haji.
"Kami sekeluarga hanya bisa bersyukur kepada Alloh SWT atas nikmat yang diberikan," pungkasnya.
Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_kedu/2013/02/03/144087/Berawal-dari-Coba-coba-Kini-Digaet-Pengusaha