Perayaan Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Jl Pemuda diikuti ribuan jemaat, Jumat (29/3/2013). Ibadah dipimpin Pastor Silvester, mengenang penderitaan, penghakiman dan kematian yang dialami Yesus Kristus.
Ibadah yang dilaksanakan lebih kepada liturgi proses penderitaan hingga kematian Yesus itu, terlihat khidmat. Seluruh jemaat yang ada di dalam gereja, maupun yang mengikuti ibadah di tenda di pelataran gereja.
Usai melaksanakan liturgi, pastor Silvester menyampaikan pesan dari liturgi yang baru dilaksanakan. "Saya sungguh merasakan, seperti apa penderitaan dirasakan Yesus. Panasnya terik matahari saat itu," ujarnya.
Lanjutnya, Yesus telah menebus kita dengan darahnya, dengan nyawanya. Sahabat sejati mempertaruhkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya. Yesus menganggap kita sebagai sahabat yang paling dekat.
Sesungguhnya Yesus sendiri telah menjelaskan kedatanganNya. Seperti dikatakan dalam Matius 20 ayat 28, "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Jemaat yang melaksanakan ciuman terhadap salib Yesus, sebagai bukti penghormatar atas pengorbanan Yesus. "Bagaimana perasaan Anda, apakah ciuman penghianatan seperti Yudas? Atau ciuman tulus dari hati?" ujarnya.
Kegiatan ibadah ini, berlangsung dalam pengawasan sekitar delapan anggota kepolisian yang diantaranya empat mengenakan seragam sabhara, dua mengenakan seragam polisi lalu lintas, dan dua orang mengenakan pakaian biasa.
Ibadah pagi, pada Jumat Agung dilaksanakan jalan salib. Yang dilaksanakan oleh Mudika Gerja Katedral Medan. Hal itu disampaikan koordinator keamanan pelaksanaan ibadah Jumat Agung Dharma Jaya Tanoto. Juga disampaikannya, perayaan Jumat Agung biasanya paling ramai jemaat yang hadir dibanding peringatan hari besar keagamaan lainnya.
Untuk perayaan selanjutnya, akan dilaksanakan ibadah pada Sabtu (30/3) pukul 18.30 wib. Sebelum memasuki ibadah paskah pada Minggu (31/3).
Amatan Tribun, selama pelaksanaan ibadah Jumat Agung di gereja ini, suasana aman dan tertib. Ibadah yang berakhir pukul 17.00 WIB itu dilaksanakan perjamuan kudus.
Ibadah yang dilaksanakan lebih kepada liturgi proses penderitaan hingga kematian Yesus itu, terlihat khidmat. Seluruh jemaat yang ada di dalam gereja, maupun yang mengikuti ibadah di tenda di pelataran gereja.
Usai melaksanakan liturgi, pastor Silvester menyampaikan pesan dari liturgi yang baru dilaksanakan. "Saya sungguh merasakan, seperti apa penderitaan dirasakan Yesus. Panasnya terik matahari saat itu," ujarnya.
Lanjutnya, Yesus telah menebus kita dengan darahnya, dengan nyawanya. Sahabat sejati mempertaruhkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya. Yesus menganggap kita sebagai sahabat yang paling dekat.
Sesungguhnya Yesus sendiri telah menjelaskan kedatanganNya. Seperti dikatakan dalam Matius 20 ayat 28, "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Jemaat yang melaksanakan ciuman terhadap salib Yesus, sebagai bukti penghormatar atas pengorbanan Yesus. "Bagaimana perasaan Anda, apakah ciuman penghianatan seperti Yudas? Atau ciuman tulus dari hati?" ujarnya.
Kegiatan ibadah ini, berlangsung dalam pengawasan sekitar delapan anggota kepolisian yang diantaranya empat mengenakan seragam sabhara, dua mengenakan seragam polisi lalu lintas, dan dua orang mengenakan pakaian biasa.
Ibadah pagi, pada Jumat Agung dilaksanakan jalan salib. Yang dilaksanakan oleh Mudika Gerja Katedral Medan. Hal itu disampaikan koordinator keamanan pelaksanaan ibadah Jumat Agung Dharma Jaya Tanoto. Juga disampaikannya, perayaan Jumat Agung biasanya paling ramai jemaat yang hadir dibanding peringatan hari besar keagamaan lainnya.
Untuk perayaan selanjutnya, akan dilaksanakan ibadah pada Sabtu (30/3) pukul 18.30 wib. Sebelum memasuki ibadah paskah pada Minggu (31/3).
Amatan Tribun, selama pelaksanaan ibadah Jumat Agung di gereja ini, suasana aman dan tertib. Ibadah yang berakhir pukul 17.00 WIB itu dilaksanakan perjamuan kudus.
No Comment.