Indeks
Suasana di depan Kantor Pemkab Sumenep, Rabu (12/02/13) sekitar pukul 10.00 wib, tiba-tiba saja tegang dan jalan utama di lumpuhkan oleh sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam KPMS, yang tengah menggelar aksi unjuk rasa menuntut Bupati Sumenep A. Busyro Karim agar segera mundur dari jabatannya. Dimata Mahasiswa pengunjuk rasa, Buysro dianggap gagal menjadi sosok figur yang patut diteladani, oleh rakyatnya.
Slebaran yang disebarkan Mahasiswa itu juga terkait perceraian Bupati dengan istri pertamanya (Nyai Mila atau Wafiqah Jamilah) beberapa waktu lalu. Termasuk mengenai dugaan pernikahan (nikah sirrih) singkat Bupati Busyro dengan salah satu santrinya asal kepulauan yang pada akhirnya, kata Mahasiswa itu malah dipermainkan dan ditelantarkan. Sangat mencolok sekali kemarahan puluhan aktivis tersebut, hingga mereka tak segan-segan memamerkan foto printing berukuran folio bergambar foto Busyro Karim tengah mandi bareng dengan Ayu Azhari di Taman Sare, Keraton Sumenep.
“Bupati Sumenep, mandi “bebek” dengan Ayu Azhari, Kiyai.......???”
Disebelahnya lagi sebuah gambar gadis berjilbab yang digambarkan sebagai istri sirrih bupati juga dipasangi tulisan nyentrik yang menyedot perhatian publik, “Habis Manis Sepah Dibuang”, demikian bunyi tulisan dalam foto itu, yang digambarkan perlakuan bupati terhadap kaum perempuan.
Tak hanya itu, seorang Mahasiswi yang kebetulan ikut aksi unjuk rasa itu mengacungkan sebuah poster bertuliskan “Perempuan Bukan Pemuas Nafsu Bupati (KPMS)”.
Eko Wahyudi salah satu orator mengutuk tindakan bupati Sumenep atas perlakuannya terhadap Humairo, yang diduga sempat dinikahi secara sirri oleh bupati, yang selanjutnya di ceraikan lagi.
“Kami kecewa kepada bupati Sumenep, karena lebih memilih urusan perawan yang akan dinikahinya. Padahal kami datang ke tempat ini untuk menyampaikan aspirasi kami secara langsung”, teriaknya.
Sementara Achmad Zainullah, Korlap Aksi mengutuk Bupati Sumenep yang dianggap telah melecehkan martabat kaum perempuan. “Kami minta bupati segera mengklarifikasi terkait perkawinan sirrinya dengan Humairoh, santrinya sendiri yang kemudian di ceraikan. Malah tanggal 16 Februari mendatang, bupati akan menikah lagi dengan perawan Mataram”, kata Zainullah melalui megaphone.
“Bupati telah mementingkan urusan pribadinya ketimbang persoalan rakyat Sumenep. Lebih baik Busyro Karim mundur dari jabatannya dan silahkan mau kawin berapa saja”, teriak Suryadi orator lainnya.
Pantauan dilokasi unjuk rasa, mahasiswa mengaku kecewa karena bupati sedang tidak di kantor dan hanya ditemui Kahir, Kabag Humas Pemkab setempat. Demonstran menyampaikan tiga tuntutan penting, yakni Bupati harus mengklarifikasi atas tindakan amoralnya, tegakkan ekonomi kerakyatan dan Audit aliran dana BPRS. (fer)
Selengkapnya : http://go.girilaya.com/sttah7
No Comment.