Cara toko busana wanita di Swiss menarik minat konsumen menimbulkan kontroversi dan kritikan keras dari berbagai kalangan terutama aktivis feminis.
Mereka kesal lantaran toko yang baru dibuka itu mengadakan lomba lari wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam, di mana pemenangnya dapat meraih hadiah kupon belanja di toko tersebut sebesar 350 poundsterling (Rp5,2 juta).
Ratusan wanita tanpa busana lengkap alias nyaris telanjang berlarian sejauh 375 meter di pusat kota Basel, Swiss.
Petugas Kesetaraan Kesempatan Swiss, Leila Straumann, dari dewan kota Basel mengatakan, semula dia mengira lomba itu hanya suatu lelucon. “Saya tidak bisa percaya toko baju itu tega menggelar kegiatan tersebut. April mop sudah lama berlalu,” tegasnya.
Kritikan keras dilancarkan anggota parlemen Sarah Wyss. Dia bahkan mengutuk lomba lari berpakaian dalam itu. “Acara itu benar-benar primitif. Tak ada alasan bahwa wanita nyaris telanjang berlarian di jalanan kota untuk pembukaan satu toko baru. Seakan wanita melakukan apa saja untuk kupon baju,” katanya geram.
Schild, yang menjalankan secara eksklusif jaringan toko Hallhuber di Swiss punya pembelaan tersendiri dari aksi tersebut.
“Kami pikir itu hal yang biasa saja. Kita menghabiskan banyak waktu memikirkan bagaimana cara berpromosi toko baru Hallhuber,” kata manajemen Schild, Reto Braegger. (Sumber: Orange.co.uk)
Mereka kesal lantaran toko yang baru dibuka itu mengadakan lomba lari wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam, di mana pemenangnya dapat meraih hadiah kupon belanja di toko tersebut sebesar 350 poundsterling (Rp5,2 juta).
Ratusan wanita tanpa busana lengkap alias nyaris telanjang berlarian sejauh 375 meter di pusat kota Basel, Swiss.
Petugas Kesetaraan Kesempatan Swiss, Leila Straumann, dari dewan kota Basel mengatakan, semula dia mengira lomba itu hanya suatu lelucon. “Saya tidak bisa percaya toko baju itu tega menggelar kegiatan tersebut. April mop sudah lama berlalu,” tegasnya.
Kritikan keras dilancarkan anggota parlemen Sarah Wyss. Dia bahkan mengutuk lomba lari berpakaian dalam itu. “Acara itu benar-benar primitif. Tak ada alasan bahwa wanita nyaris telanjang berlarian di jalanan kota untuk pembukaan satu toko baru. Seakan wanita melakukan apa saja untuk kupon baju,” katanya geram.
Schild, yang menjalankan secara eksklusif jaringan toko Hallhuber di Swiss punya pembelaan tersendiri dari aksi tersebut.
“Kami pikir itu hal yang biasa saja. Kita menghabiskan banyak waktu memikirkan bagaimana cara berpromosi toko baru Hallhuber,” kata manajemen Schild, Reto Braegger. (Sumber: Orange.co.uk)
No Comment.