TEMPO.CO, Hanoi - Tur Arsenal di Vietnam terancam batal menyusul naiknya sewa stadion yang akan menjadi tempat pertandingan antara The Gunners vs. Vietnam. Panitia Penyelenggara sedang menghadapi tawar-menawar alot setelah pemilik stadion menaikkan harga sewa stadion sampai tujuh kali lipat.

Arsenal akan menjadi tim Liga Primer Inggris yang pertama kali sepanjang sejarah yang mengunjungi Vietnam. Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) sudah mencoba mengecilkan kekhawatiran batalnya pertandingan tersebut dan hanya mengatakan harga sewa Stadion Nasional My Dinh terlalu tinggi.

Federasi Sepak Bola Vietnam mengimbau agar pemerintah dan media lokal menekan pemilik stadion. Pemiliki Stadion Nasional My Dinh meminta biaya sewa sebesar 1,5 miliar dong (Rp 704 juta)--7 kali lebih mahal dari harga sewa  normal--untuk pertandingan yang bakal digelar pada 17 Juli mendatang.

"Harga sewa Stadion My Dinh yang diminta terlalu tidak masuk akal," kata Wakil Ketua VFF Le Hung Dung, kepada Reuters seperti dikutip The Independent, Jumat, 14 Juni 2013. Pada kesempatan yang sama Le Hung Dung juga mengklarifikasi warta media lokal yang mengatakan bahwa kabar batalnya Arsenal ke Vietnam sama sekali tidak benar.

Vietnam merupakan satu dari 2 negara Asia Tenggara lainnya--Indonesia--yang akan dikunjungi oleh Arsenal. Sepak bola telah menjadi minat mayoritas masyarakat Vietnam dan kedatangan Arsenal diyakini akan membuat fans The Gunners makin besar.

Direktur Stadion Nasional My Dinh Can Van Nghia mengatakan pemilik stadion tidak semata-mata mencari keuntungan dari penyewaan stadion berkapasitas 40.000 kursi tersebut. Harga tinggi itu hanya untuk keperluan renovasi stadion.

"Semua uang yang didapatkan akan digunakan untuk merenovasi stadion," katanya. "Ini adalah pertandingan bersejarah dan kami harus mempersiapkan diri untuk itu."  

Arsenal bergabung dengan saingan mereka di Liga Primer Inggris, Manchester United, Chelsea, dan Liverpool, yang sama-sama berkunjung ke Asia. Indonesia, Thailand, Malaysia, Australia, Hongkong, dan Jepang, akan diinvasi oleh klub-klub Inggris tersebut untuk menggaet pasar penggemar yang bisa sangat menguntungkan klub.