Kalah melawan Arema IPL dengan skor 2-1, Minggu (23/6), membuat Persebaya 1927 berang. Melalui media officernya Ram Surahman, mereka memberikan kritik tajam kepada penyelenggaraan kompetisi Indonesia Premier League (IPL).
Ram memberikan sorotan atas kinerja wasit, menurutnya selama ini wasit di IPL banyak yang tidak becus dalam memimpin laga, terutama kepada setiap keputusan yang diberikan, salah satunya adalah laga yang digelar saat timnya melawan Arema IPL di Stadion Gajayana.
"PT LPIS (Liga Prima Sportindo) tidak becus dalam mengelola kompetisi, lebih baik IPL dibubarkan saja," kata Ram usai pertandingan kepada wartawan.
Pihak Persebaya sendiri memberikan sorotan kepada seringnya Saripudin, wasit yang mempimpin pertandingan sore tadi, melakukan kesalahan, mulai dari pemberian pelanggaran, hukuman offside, hingga keputusan lain yang merugikan Persebaya 1927. Kondisi ini tentu saja membuat mental bertanding Bajul Ijo drop, utamanya saat wasit kemudian memberikan hadiah pinalti menjelang pertandingan berakhir.
"Saat kami menyerang, wasit sering mengangkat bendera offside, sementara ketika Arema offside sering dibiarkan. Hal ini tentu saja harus dijadikan koreksi bagi LPIS karena sangat disayangkan jika aset-aset Timnas Indonesia seperti Andik dan Taufik bermain di kompetisi seperti ini. Tidak ada perubahan yang semakin baik, justru semakin buruk iya," urai Ram.
"Selanjutnya kami sudah mengirimkan protes ini kepada PT LPIS, jika tidak ditanggapi kami akan berpikir ulang untuk melanjutkan pertandingan melawan Persiba Bantul," tutupnya. (gk-48)
Merasa dirugikan kepemimpinan wasit di Malang, Persebaya meradang. Mereka meminta jaminan dari PT. LPIS selaku operator Indonesian Premier League terkait kualitas wasit, yang bakal memimpin di laga mereka selanjutnya.
"Setelah ini, kami akan berangkat ke Bantul, untuk melawan Persiba Bantul. Namun, kami akan pikir ulang untuk berangkat ke sana," ujar Media Officer Persebaya, Ram Surahman.
"Kami akan pikir ulang untuk berangkat ke Bantul sampai LPIS memberi jaminan terkait wasit yang bakal memimpin," sambungnya.
Sebelumnya, dalam laga lanjutan Indonesian Premier League musim 2013, Minggu (23/6) di Stadion Gajayana, Persebaya harus menyerah kalah dari tuan rumah, Arema. Unggul terlebih dahulu melalui gol Mario Karlovic, Persebaya harus pulang dengan tangan hampa, menyusul dua gol tuan rumah melalui Putut Waringin Jati dan eksekusi penalti Herman Rhomansyah.
Menit ke-84, para penggawa Persebaya sempat meninggalkan lapangan. Mereka tidak terima dengan keputusan wasit Saripudin yang menghadiahkan penalti bagi tuan rumah.
Lebih lanjut, Ram berharap agar protes Persebaya ini menjadi koreksi. Selain itu, Ram menambahkan bahwa hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi PT. Liga Prima Indonesia Sportindo, yang menjadi operator Indonesian Premier League.
"LPIS selama ini selalu memuji integritas wasit. Namun, hari ini kami tidak melihat integritas wasit," Ram menandaskan. (den/mac)
Ram memberikan sorotan atas kinerja wasit, menurutnya selama ini wasit di IPL banyak yang tidak becus dalam memimpin laga, terutama kepada setiap keputusan yang diberikan, salah satunya adalah laga yang digelar saat timnya melawan Arema IPL di Stadion Gajayana.
"PT LPIS (Liga Prima Sportindo) tidak becus dalam mengelola kompetisi, lebih baik IPL dibubarkan saja," kata Ram usai pertandingan kepada wartawan.
Pihak Persebaya sendiri memberikan sorotan kepada seringnya Saripudin, wasit yang mempimpin pertandingan sore tadi, melakukan kesalahan, mulai dari pemberian pelanggaran, hukuman offside, hingga keputusan lain yang merugikan Persebaya 1927. Kondisi ini tentu saja membuat mental bertanding Bajul Ijo drop, utamanya saat wasit kemudian memberikan hadiah pinalti menjelang pertandingan berakhir.
"Saat kami menyerang, wasit sering mengangkat bendera offside, sementara ketika Arema offside sering dibiarkan. Hal ini tentu saja harus dijadikan koreksi bagi LPIS karena sangat disayangkan jika aset-aset Timnas Indonesia seperti Andik dan Taufik bermain di kompetisi seperti ini. Tidak ada perubahan yang semakin baik, justru semakin buruk iya," urai Ram.
"Selanjutnya kami sudah mengirimkan protes ini kepada PT LPIS, jika tidak ditanggapi kami akan berpikir ulang untuk melanjutkan pertandingan melawan Persiba Bantul," tutupnya. (gk-48)
Merasa dirugikan kepemimpinan wasit di Malang, Persebaya meradang. Mereka meminta jaminan dari PT. LPIS selaku operator Indonesian Premier League terkait kualitas wasit, yang bakal memimpin di laga mereka selanjutnya.
"Setelah ini, kami akan berangkat ke Bantul, untuk melawan Persiba Bantul. Namun, kami akan pikir ulang untuk berangkat ke sana," ujar Media Officer Persebaya, Ram Surahman.
"Kami akan pikir ulang untuk berangkat ke Bantul sampai LPIS memberi jaminan terkait wasit yang bakal memimpin," sambungnya.
Sebelumnya, dalam laga lanjutan Indonesian Premier League musim 2013, Minggu (23/6) di Stadion Gajayana, Persebaya harus menyerah kalah dari tuan rumah, Arema. Unggul terlebih dahulu melalui gol Mario Karlovic, Persebaya harus pulang dengan tangan hampa, menyusul dua gol tuan rumah melalui Putut Waringin Jati dan eksekusi penalti Herman Rhomansyah.
Menit ke-84, para penggawa Persebaya sempat meninggalkan lapangan. Mereka tidak terima dengan keputusan wasit Saripudin yang menghadiahkan penalti bagi tuan rumah.
Lebih lanjut, Ram berharap agar protes Persebaya ini menjadi koreksi. Selain itu, Ram menambahkan bahwa hal ini seharusnya menjadi pelajaran bagi PT. Liga Prima Indonesia Sportindo, yang menjadi operator Indonesian Premier League.
"LPIS selama ini selalu memuji integritas wasit. Namun, hari ini kami tidak melihat integritas wasit," Ram menandaskan. (den/mac)