Hoji Takahashi, pensiunan asal Jepang ini tidak tahan dengan tekanan emosional yang dia hadapi setelah melihat stasiun televisi NHK lantaran terlalu banyakmenggunakankata-kata asing. Alhasil dia menggugat televisi itu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (27/6), lelaki 71 tahun itu menuntut uang kompensasi sekitar Rp 141 juta dari televisi NHK sebab dia melihat ketergantungan televisi yang didirikan pada 1926 itu dengan bahasa Inggris.
Takahashi mengatakan hal itu membuat program yang disiarkan tidak dapat dimengerti dan menyebut agar televisi seharusnya menggunakan bahasa Jepang, seperti dikutip situs Japan Today.
Pengacara Takahashi, Mutsuo Miyata, mengatakan dasar perhatian dari kliennya itu adalah bahwa dirinya melihat Jepang saat ini sudah menjadi terlalu Amerika. "Ada sebuah rasa krisis negara ini seakan menjadi sebuah provinsi Amerika."
Banyak warga Jepang berbicara dengan menggunakan kata-kata dari bahasa Inggris, seperti 'trouble', 'risk', atau 'driver'
Diperkirakan, penggunaan bahasa Inggris di Negeri Sakura itu berasal dari paska Perang Dunia II setelah Jepang diduduki oleh Amerika.Namun, dalam bahasa Jepang, kata-kata ini sering diucapkan secara berbeda, dan memiliki arti yang baru.
Mereka juga menggunakan kata-kata dari bahasa lain, seperti dari bahasa Jerman dan Spanyol.
Takahashi sendiri adalah anggota dari Perlakukan Jepang sebagai Asosiasi Penting.
"Anak-anak muda mungkin dapat memahami dari istilah-istilah itu, tetapi bagi para kaum orang tua seperti saya, ketika saya mendengar kata-kata itu maka saya tidak mengerti artinya," ujar Takahashi. "Ini adalah masalah budaya Jepang, dan masalah di negara itu sendiri, termasuk politik dan ekonominya." [fas]
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (27/6), lelaki 71 tahun itu menuntut uang kompensasi sekitar Rp 141 juta dari televisi NHK sebab dia melihat ketergantungan televisi yang didirikan pada 1926 itu dengan bahasa Inggris.
Takahashi mengatakan hal itu membuat program yang disiarkan tidak dapat dimengerti dan menyebut agar televisi seharusnya menggunakan bahasa Jepang, seperti dikutip situs Japan Today.
Pengacara Takahashi, Mutsuo Miyata, mengatakan dasar perhatian dari kliennya itu adalah bahwa dirinya melihat Jepang saat ini sudah menjadi terlalu Amerika. "Ada sebuah rasa krisis negara ini seakan menjadi sebuah provinsi Amerika."
Banyak warga Jepang berbicara dengan menggunakan kata-kata dari bahasa Inggris, seperti 'trouble', 'risk', atau 'driver'
Diperkirakan, penggunaan bahasa Inggris di Negeri Sakura itu berasal dari paska Perang Dunia II setelah Jepang diduduki oleh Amerika.Namun, dalam bahasa Jepang, kata-kata ini sering diucapkan secara berbeda, dan memiliki arti yang baru.
Mereka juga menggunakan kata-kata dari bahasa lain, seperti dari bahasa Jerman dan Spanyol.
Takahashi sendiri adalah anggota dari Perlakukan Jepang sebagai Asosiasi Penting.
"Anak-anak muda mungkin dapat memahami dari istilah-istilah itu, tetapi bagi para kaum orang tua seperti saya, ketika saya mendengar kata-kata itu maka saya tidak mengerti artinya," ujar Takahashi. "Ini adalah masalah budaya Jepang, dan masalah di negara itu sendiri, termasuk politik dan ekonominya." [fas]
No Comment.