Indeks
Untuk merasakan dunia pendidikan tentunya sangat sulit bagi kalangan tidak mampu. Norani, seorang pelajar dari Sekolah Menengat Atas (SMA) 1 Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti harus berhenti sekolahnya mengingat orang tuanya tidak lagi sanggup membiayainya. Kejadian ini sontak mengoyak perasaan hati orang banyak, padahal sebelumnya pemerintah daerah gembor-gembor akan meningkatkan kualitas pendidikan toh realitanya masih ditemukan kejadian seperti ini di negeri Sagu tersebut.
"Saya tidak bisa membayar uang baju kepada pihak sekolah sebesar Rp.500 ribu, sementara pihak sekolah selalu saja menagihnya, sehingga anak saya merasa malu dan memilih untuk berhenti sekolah," ungkap Sepeni, orang tua Norani kepada sejumlah awak media, kemarin. "Saya bukanya tidak mau membayar buku itu, tapi saya memang tidak punya uang untuk membayarnya. Apa lagi kehidupan saya saat ini, jangankan untuk membayar biaya sekolah, untuk makan sehari-hari saja juga sudah sulit," urainya miris.
Dengan kejadian seperti ini, orang tua Norani terpaksa mengambil jalan pintas untuk menyarankan anaknya tidak lagi melanjutkan pendidikan yang kini dikenyamnya. Pengakuan Sepeni, sebelum melanjutkan pendidikan ke SMA tersebut Norani anak sulungnya itu sekolah di MTs Darul Ihsan teluk Belitung, dan semua biaya sekolah di MTs tersebut semuanya ditanggung oleh kepala sekolahnya, yakni bapak Wan Abdul Malik yang saat ini menjabat sebagai camat Merbau.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Merbau, Tatiwahyuni,S.Pd saat dikonfirmasi memalui bagian kesiswaannya Solikin,S.Pdi melalui sambungan serulernya mengatakan, bahwa ada siswi yang berhenti dari sekolah tersebut atas nama Nurani, namun keluarnya Nurani dari sekolah itu, pihak sekolah tidak mengetahui apa penyebabnya, dan orang tua Nurani juga tidak pernah dan kesekolah menyampaikan apa persoalan kenapa anaknya berhenti. Bahkan pihak sekolah mengaku tidak mengetahui kondisi keluarga muridnya tersebut.
"Nurani keluar dari sekolah bukan baru-baru ini, tapi sudah lama dua tahun yang lalu, tepatnya pada tahun ajaran 2011/2012. Kita tidak pernah mengetahui persoalan apa dan bagaimana kondisi ekonomi keluarganya, karena orang tuanya tidak pernah konfirmasikan ke pihak sekolah, tentang kondisi ekonomi mereka. Seharusnya orang tua siswi itu datang kesekolah dan ceritakan kondisi sebenarnya," ungkap Solikin.
Ditegaskan dia, pihak sekolah tetap peduli dengan anak-anak didiknya, dan pihak sekolah juga tidak pernah pandang bulu anak siapa kaya, tau miskin. Selagi mereka mau belajar tetap akan upayakan untuk membantu mereka melalui bea siswa yang ada, dan sesuai dengan program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Namun demikian, pihaknya meminta kepada orang tua untuk dapat konfirmasikan kepihak sekolah jika memang mereka tidak mampu untuk membiaya pendidikan anaknya.
Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Merbau Syafruddin,S.Hum saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya dengan tegas mengatakan, bahwa siswa tersebut, berhenti sudah lama tepatnya pada tahun ajaran 2011/2012 lalu, namun pihaknya baru mengtahui hari kemarin. Seharusnya orang tuanya siswi berkoordinasi dengan pihak sekolah atau datang langsung ke UPTD, sehigga pihaknya mengetahui apa persoalan yang dihadapi oleh siswi tersebut.
"Kalau dikoordinasikan tentunya pihak sekolah sekolah dapat megetahu apa persoalnya yang dihapinya. Untuk kita minta kepada orang tua wali murid jika ada persoalan yang dihadapi terkait dengan siswa silahkan saja datang untuk kepihak sekolah untuk berkoordinasi dan kita akan carikan solusinya,sehingga pristiwa yang sama tidak terulang lagi. Dan jika sisiwa tersebut masih mau sekolah, kita minta orang tuanya datang dan berkoordinasi dengan pihak kita," pungkasnya. (fan)
"Saya tidak bisa membayar uang baju kepada pihak sekolah sebesar Rp.500 ribu, sementara pihak sekolah selalu saja menagihnya, sehingga anak saya merasa malu dan memilih untuk berhenti sekolah," ungkap Sepeni, orang tua Norani kepada sejumlah awak media, kemarin. "Saya bukanya tidak mau membayar buku itu, tapi saya memang tidak punya uang untuk membayarnya. Apa lagi kehidupan saya saat ini, jangankan untuk membayar biaya sekolah, untuk makan sehari-hari saja juga sudah sulit," urainya miris.
Dengan kejadian seperti ini, orang tua Norani terpaksa mengambil jalan pintas untuk menyarankan anaknya tidak lagi melanjutkan pendidikan yang kini dikenyamnya. Pengakuan Sepeni, sebelum melanjutkan pendidikan ke SMA tersebut Norani anak sulungnya itu sekolah di MTs Darul Ihsan teluk Belitung, dan semua biaya sekolah di MTs tersebut semuanya ditanggung oleh kepala sekolahnya, yakni bapak Wan Abdul Malik yang saat ini menjabat sebagai camat Merbau.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Merbau, Tatiwahyuni,S.Pd saat dikonfirmasi memalui bagian kesiswaannya Solikin,S.Pdi melalui sambungan serulernya mengatakan, bahwa ada siswi yang berhenti dari sekolah tersebut atas nama Nurani, namun keluarnya Nurani dari sekolah itu, pihak sekolah tidak mengetahui apa penyebabnya, dan orang tua Nurani juga tidak pernah dan kesekolah menyampaikan apa persoalan kenapa anaknya berhenti. Bahkan pihak sekolah mengaku tidak mengetahui kondisi keluarga muridnya tersebut.
"Nurani keluar dari sekolah bukan baru-baru ini, tapi sudah lama dua tahun yang lalu, tepatnya pada tahun ajaran 2011/2012. Kita tidak pernah mengetahui persoalan apa dan bagaimana kondisi ekonomi keluarganya, karena orang tuanya tidak pernah konfirmasikan ke pihak sekolah, tentang kondisi ekonomi mereka. Seharusnya orang tua siswi itu datang kesekolah dan ceritakan kondisi sebenarnya," ungkap Solikin.
Ditegaskan dia, pihak sekolah tetap peduli dengan anak-anak didiknya, dan pihak sekolah juga tidak pernah pandang bulu anak siapa kaya, tau miskin. Selagi mereka mau belajar tetap akan upayakan untuk membantu mereka melalui bea siswa yang ada, dan sesuai dengan program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Namun demikian, pihaknya meminta kepada orang tua untuk dapat konfirmasikan kepihak sekolah jika memang mereka tidak mampu untuk membiaya pendidikan anaknya.
Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Merbau Syafruddin,S.Hum saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya dengan tegas mengatakan, bahwa siswa tersebut, berhenti sudah lama tepatnya pada tahun ajaran 2011/2012 lalu, namun pihaknya baru mengtahui hari kemarin. Seharusnya orang tuanya siswi berkoordinasi dengan pihak sekolah atau datang langsung ke UPTD, sehigga pihaknya mengetahui apa persoalan yang dihadapi oleh siswi tersebut.
"Kalau dikoordinasikan tentunya pihak sekolah sekolah dapat megetahu apa persoalnya yang dihapinya. Untuk kita minta kepada orang tua wali murid jika ada persoalan yang dihadapi terkait dengan siswa silahkan saja datang untuk kepihak sekolah untuk berkoordinasi dan kita akan carikan solusinya,sehingga pristiwa yang sama tidak terulang lagi. Dan jika sisiwa tersebut masih mau sekolah, kita minta orang tuanya datang dan berkoordinasi dengan pihak kita," pungkasnya. (fan)
No Comment.