Malang (voa-islam.com) Malang dibuat heboh! Misteri kasus kematian Mahasiswa Baru Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional Malang (ITN). Korban bernama Fikri asal Mataram Lombok NTB tewas saat Orentasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China di desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang pada hari Sabtu (13/10/13) banyak ditemukan kejanggalan.
Kepala Jurusan (Kajur) Planologi Ibnu Sasongko dan Hutomo, Dosen Pembina Mahasiswa menceritakan ”Kalau kegiatan KBD (Kemah Bakti Desa) dan Temu Akrab sudah tradisi Maba ITN Jurusan Planologi, adapun tentang adanya kematian Maba Fikri dianggap sebagai musibah yg bisa terjadi pada setiap orang" ujarnya membela diri.
Sasongko, mengatakan korban yang bernama Fikri tersebut saat kegiatan berlangsung banyak mendapatkan perlakuan khusus karena postur tubuhnya yang gemuk mudah terkena dehidrasi.
Ia menandaskan pada saat acara pembersihan pantai dan juga naik bukit, korban mendapatkan perlakuan khusus dengan membonceng sepeda motor menuju lokasi. Dan Tiba-tiba saat sampai di lokasi, almarhum sudah tidak sadarkan diri sambil mendengkur (ngorok). Akhirnya oleh pihak panitia dibawa ke Pos terdekat. Hingga dibawa ke RSU Saiful Anwar Malang. Namun nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
Kajur Planologi ITN dan Dosen Pembimbing Saat dikonfirmasi
Ada kejanggalan yang terungkap, tak lain dari penuturuan teman-teman korban yang menyatakan bahwa pemberian air mineral hanya dijatah sebanyak dua botol untuk seluruh mahasiswa baru yang berjumlah 114 orang di tuding menjadi penyebab dehidrasi Fikri.
"Jangankan Fikri yang tidak akan mengalami dehidrasi karena mendapat perlakuan khusus. Kami banyak yang menahan haus, karena satu orang hanya bisa meneguk satu sendok air mineral" ucap salah satu peserta KBD
Kekejaman semakin menjadi-jadi pada Jum’at malamnya (11/10/13), yaitu pada saat acara “take me out” yang terjadi sebuah skenario kekerasan terencana yang dilakukan oleh Fendem (senior keamanan). Korban tewas Fikri disuruh menyampaikan ungkapan keinginannya atas perlakuan Fendem kepada temen-temannya, “Saya akan melindungi kalian teman-teman, dari kekerasan Fendem !” kenang teman-teman korban seraya menuturkan ucapan Fikri
Tindakan Fikri ini cukup beralasan, karena tindakan tak manusiawi yang diperagakan Fendem luar biasa kejam dengan memaksa mahasiswa baru bergiliran menggosok gigi dengan sebuah pisang dan malangnya Fikri mendapat bagian terakhir yang di paksa harus memakan pisang tersebut.
Kekejaman tak berhenti, pada jam dua dini hari saat para peserta tidur di kemah itu dibangunkan dengan paksa sambil ditendang dan di injak oleh Fendem.
Bahkan bagi peserta putri mengalami pelecehan seksual berupa singkong dibentuk seperti alat kelamin pria (maaf) lalu disuruh mengelus dan harus di oral.
Berikut dokumentasi Bentuk-bentuk Anarkisme Fendem Terhadap Maba Planologi ITN 2013
Menurut rekan Fikri, pernyataan Fikri yang akan melindungi teman-temannya dari kekerasan Fendem itulah yang membuat Fendem semakin brutal. Saat itu juga Para Fendem mengamankan Fikri ke dalam tenda. Para Mahasiswa peserta KBD dipaksa untuk membelakangi para Fendem dan hanya terdengar suara erangan kesakitan Fikri.
Saat terjadinya penyiksaan para Fendem berteriak keras dan lantang “Kalau kau mau mati.! Mati aja kau..!! Biar dikubur disini !! ” Setelah itu para peserta disuruh masuk kembali ke kemah.
Sabtu setelah olah raga dan makan siang ,dipilih tiga puluh orang oleh Ketua Pelaksana Kegiatan. Untuk meratakan lahan di Penanaman Mangrove disekitar lokasi. Saat perjalanan naik bukit Fikri sudah kehabisan nafas karena kondisi fisik yang mulai turun. Ironisnya, panitia menuding sebagai tindakan pura-pura, tak berselang lama Fikri sudah tidak sadarkan diri.
Bergegas tim Panitia Kesehatan membawa korban yang sudah sekarat di evakuasi menumpang mobil bak terbuka menuju pos kesehatan terdekat dan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
Dengan adanya berita meninggalnya Fikri, maka acara Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab dihentikan pada saat itu juga, tanpa ada acara seremonial penutupan.
Kasus meninggalnya Maba ITN asal Mataram NTB ini tidak ada proses hukum sama sekali ! Padahal menurut hukum adanya kejadian tindakan kekerasan secara fisik sudah masuk pada ranah Pidana. Apalagi jika itu dilakukan dengan terencana, Bisa diancam dengan hukuman penjara 9 tahun.
Ironisnya etik di internal civitas akademika ITN Malang terlihat hanya normatif dan terkesan menutupi kejadian yang sebenarnya. Tidak berdasarkan fakta di lapangan.
Kejadian serupa seperti ini kerap terjadi pada acara seremonial yang dikemas orientasi mahasiswa baru, dan ini bukan yang pertama. Kita semua berharap kejadian meninggalnya Fikri pada acara orientasi mahasiswa baru ITN Malang adalah yang terakhir kali!
Tentunya harus ada ketegasan dari semua pihak dalam konteks tindakan preventif dan korektif, karena pada hakekatnya ajang tersebut adalah sebagai moment kawah candra dimuka menuju budaya akademis intelektualis dan menekankan persahabatan antara sesama mahasiswa baru, bukan anarkis dan ajang balas dendam senior belaka. [seputarmalang/rioC/abdullah/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/11/30/27865/malang-heboh-mahasiswa-itn-tewas-saat-ospek/#sthash.aLPhtdAT.pbpDU5d4.dpuf
Kepala Jurusan (Kajur) Planologi Ibnu Sasongko dan Hutomo, Dosen Pembina Mahasiswa menceritakan ”Kalau kegiatan KBD (Kemah Bakti Desa) dan Temu Akrab sudah tradisi Maba ITN Jurusan Planologi, adapun tentang adanya kematian Maba Fikri dianggap sebagai musibah yg bisa terjadi pada setiap orang" ujarnya membela diri.
Sasongko, mengatakan korban yang bernama Fikri tersebut saat kegiatan berlangsung banyak mendapatkan perlakuan khusus karena postur tubuhnya yang gemuk mudah terkena dehidrasi.
Ia menandaskan pada saat acara pembersihan pantai dan juga naik bukit, korban mendapatkan perlakuan khusus dengan membonceng sepeda motor menuju lokasi. Dan Tiba-tiba saat sampai di lokasi, almarhum sudah tidak sadarkan diri sambil mendengkur (ngorok). Akhirnya oleh pihak panitia dibawa ke Pos terdekat. Hingga dibawa ke RSU Saiful Anwar Malang. Namun nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
Kajur Planologi ITN dan Dosen Pembimbing Saat dikonfirmasi
Ada kejanggalan yang terungkap, tak lain dari penuturuan teman-teman korban yang menyatakan bahwa pemberian air mineral hanya dijatah sebanyak dua botol untuk seluruh mahasiswa baru yang berjumlah 114 orang di tuding menjadi penyebab dehidrasi Fikri.
"Jangankan Fikri yang tidak akan mengalami dehidrasi karena mendapat perlakuan khusus. Kami banyak yang menahan haus, karena satu orang hanya bisa meneguk satu sendok air mineral" ucap salah satu peserta KBD
Kekejaman semakin menjadi-jadi pada Jum’at malamnya (11/10/13), yaitu pada saat acara “take me out” yang terjadi sebuah skenario kekerasan terencana yang dilakukan oleh Fendem (senior keamanan). Korban tewas Fikri disuruh menyampaikan ungkapan keinginannya atas perlakuan Fendem kepada temen-temannya, “Saya akan melindungi kalian teman-teman, dari kekerasan Fendem !” kenang teman-teman korban seraya menuturkan ucapan Fikri
Tindakan Fikri ini cukup beralasan, karena tindakan tak manusiawi yang diperagakan Fendem luar biasa kejam dengan memaksa mahasiswa baru bergiliran menggosok gigi dengan sebuah pisang dan malangnya Fikri mendapat bagian terakhir yang di paksa harus memakan pisang tersebut.
Kekejaman tak berhenti, pada jam dua dini hari saat para peserta tidur di kemah itu dibangunkan dengan paksa sambil ditendang dan di injak oleh Fendem.
Bahkan bagi peserta putri mengalami pelecehan seksual berupa singkong dibentuk seperti alat kelamin pria (maaf) lalu disuruh mengelus dan harus di oral.
Berikut dokumentasi Bentuk-bentuk Anarkisme Fendem Terhadap Maba Planologi ITN 2013
Menurut rekan Fikri, pernyataan Fikri yang akan melindungi teman-temannya dari kekerasan Fendem itulah yang membuat Fendem semakin brutal. Saat itu juga Para Fendem mengamankan Fikri ke dalam tenda. Para Mahasiswa peserta KBD dipaksa untuk membelakangi para Fendem dan hanya terdengar suara erangan kesakitan Fikri.
Saat terjadinya penyiksaan para Fendem berteriak keras dan lantang “Kalau kau mau mati.! Mati aja kau..!! Biar dikubur disini !! ” Setelah itu para peserta disuruh masuk kembali ke kemah.
Sabtu setelah olah raga dan makan siang ,dipilih tiga puluh orang oleh Ketua Pelaksana Kegiatan. Untuk meratakan lahan di Penanaman Mangrove disekitar lokasi. Saat perjalanan naik bukit Fikri sudah kehabisan nafas karena kondisi fisik yang mulai turun. Ironisnya, panitia menuding sebagai tindakan pura-pura, tak berselang lama Fikri sudah tidak sadarkan diri.
Bergegas tim Panitia Kesehatan membawa korban yang sudah sekarat di evakuasi menumpang mobil bak terbuka menuju pos kesehatan terdekat dan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
Dengan adanya berita meninggalnya Fikri, maka acara Kemah Bakti Desa dan Temu Akrab dihentikan pada saat itu juga, tanpa ada acara seremonial penutupan.
Kasus meninggalnya Maba ITN asal Mataram NTB ini tidak ada proses hukum sama sekali ! Padahal menurut hukum adanya kejadian tindakan kekerasan secara fisik sudah masuk pada ranah Pidana. Apalagi jika itu dilakukan dengan terencana, Bisa diancam dengan hukuman penjara 9 tahun.
Ironisnya etik di internal civitas akademika ITN Malang terlihat hanya normatif dan terkesan menutupi kejadian yang sebenarnya. Tidak berdasarkan fakta di lapangan.
Kejadian serupa seperti ini kerap terjadi pada acara seremonial yang dikemas orientasi mahasiswa baru, dan ini bukan yang pertama. Kita semua berharap kejadian meninggalnya Fikri pada acara orientasi mahasiswa baru ITN Malang adalah yang terakhir kali!
Tentunya harus ada ketegasan dari semua pihak dalam konteks tindakan preventif dan korektif, karena pada hakekatnya ajang tersebut adalah sebagai moment kawah candra dimuka menuju budaya akademis intelektualis dan menekankan persahabatan antara sesama mahasiswa baru, bukan anarkis dan ajang balas dendam senior belaka. [seputarmalang/rioC/abdullah/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/11/30/27865/malang-heboh-mahasiswa-itn-tewas-saat-ospek/#sthash.aLPhtdAT.pbpDU5d4.dpuf