Pada maso dahulu kalo ado cerito uhang 6 sejalan, mengejar uhang 7 sekantai, mano uhang 6 sejalan ini :
1. Nek Matupu Pandoko Berhalo (Nek Siak Rajo), tinggal Bukit Air Hangat.
2. Nek Imam Mangukudu Satai, Tinggal Di gunung Selasih, Koto limau Sering.
3. Nek Tuangku imam Madle, Tinggal di Siulak kecil.
4. Nek Siak Lengaih, tinggal di koto pandan Sungai penuh.
5. Nek Puti Serunduk pinang masak, tinggal di talang lindung Koto tuo kayu aro.
6. Nek sari bindang (depati Jalisu), Tinggal Di lunang dekat Tapan Sumbar.
7. Nek indar jati, Tinggal Di hiang Tinggi.
Adapun uhang 6 sejalan itu, apukah berasal dari India (hindu) atau dari Negeri Mano.
Tetapi yang jelas bahaso yang dipergunokan bahasa HINDU, jadi mau tidak mau uhang 6 sejalan itu Menurut bahasa yaitu berasal dari INDIA uhang 6 sejalan itu mencari temapt hidup, nalak aso dengan iluk, nalak panano dengan senang, mako uhang 6 itu berjalan melalui tanah SIAK, lalu Bajalan ke Pagar Ruyung, kemudian dari pagar Ruyung berjalan ke Sunge Pagu, Uhang Manampuh Pula (Pulau) ujo, Uhang mandai di Lubuk Buih uhang mendaki Bukit Pantai Cermin Melalui Danau Bento, uhang menempuh anto Limau Purut uhang Menuju Tanjung Banio, Bukit Buntak, dimano Bukit inih uhang 6 ituh beristirahat sambil memandang alam nan indah melepaskan lelah.
Tapandang ke ile namapak gumpulan asap mako ke 5 uhang bertanyo kepado Nek Matupo Panduko Berhalo (Nek Siak Rajo) apu ituh, apukah asap apukah embun, rupu-rupunyu iyo ituh asap, maka berjalan Nek Matupo Panduko Berhalo pergi ketempat dimano asap ituh tadih, setelah sampai di temapt asap ituh, kirunyu bertemu dengan Indar jati, yang menunggu teman yang tujuh belarek, mako setelah Nek Matupo Panduko Berhalo babalek Ke tanjung banio Menemui uhang 5 yang tinggal di situ.
Setelah itu ke 6 uhang sajalan ituh meneruskan perjalanan, mako ke 6 uhang sejalan itu turun di negeri Paung(Kuburan uhang kemantan datih) sekarang setelah lamo di negeri paung timbul pulo pikiran ndik mencari tempat yang baik aso dengan ilok, panano dengan senang, mako berjalan pulo uhang denagn 5 dari negeri Paung babalek mudek, mako ke 5 uhang terpisah-pisah pulo yaitu :
1. Nek Puti Serunduk Pinang Masak menunggu Anto Limau Purut, Talang Lindung Kuto Tuo Kayu Aro.
2. Nek Tuangku Imam Madle Menuggui Bukit Sembahyang Pematang Galangang, Di Siulak gedang.
3. Nek Tuangku Imam Mangkudu satai Menunggui Kuto Limau Sering, gunung Selasih di atas Belui.
4. Nek Siak Lengaih Menunggu Koto Pandan, Di sungai penuh.
5. Nek Siak Bidang Balek ke Lunang dekat Tapan Sumber.
6. Nek Matupo Panduko Berhalo Tinggal di Negeri Paung dari Negeri Paung pindah ke Talang Banio di situ ado kayu Aro Tilang Situ Tanah Tajuruk Situ ado Tanah Hitam, di bukit Air Hangat.
Nek Matupo Pandopo Berhallo (Nek siak rajo) dengan Nek siak ado menempunyai keterunan sebanyak 3 uhang bernamo.
1. Rajo Mudo Hitam Tanah Mandapo Tiang Setio, Di Koto Majdin.
2. Rajo Muda, Di Kamantan Darat
3. Depati Mudo, Di Kemantan kebalai.
Kemudian Ke 3 uhang inih babagih ingat Dengan, Mano Ingat Dengan Kanano :
1. Rajo Mudo Ingatkan Sungai Jenih, yaitu, kusaungk di usaikan, keruh dijernihkan inih pegang rajo Mudo.
2. Depati Muda ingat ke Sungai Dalang. Adat ini kian digali kian dalam, makin ditambah makin baguno.
3. Rajo Mudo Hitam Tanah Mandapo Tiang Setio, ingat dengan kanano Sungai ampoh (Kato rajo kato malimpah) inih pegang kato Rajo Mudo Hitam M
Walaupun ke tigo uhang ituh lah bebagaih ingat dengan kanano, namum Rajo Mudo Hitam M
Dilantak bateh dengan depati empat rawang di rajo Mudo Hitam tanah Mendapo Tiang setio, Di Situ Dio tinggalkan Rio Sulaiman (Kubang), Kemudian Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio Perjalanan Babalek Mudek Sampai Negeri Tinggal ()dekat Pauh) Tebat Ijuk.
Menurut Keterangan sebelah hilir sawah kerapat (besusun) uhang Tebat Ijuk ituh adalah Kepunyaan kito KOTO MAJIDIN tetapi babageh menjadi ingat degaan kanano Rio Sulaiman Kubang, mako uhang kubanglah yang memakai sawah tersebut.
Kemudian Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio melanjutkan perjalan mudek terus mako sampailah dio di negeri PemuncakRebung Napan Tajorok yaitu DUSUN MUDIK, disini dio meraso mendapatkan apu ngan dio cari selamu inih lama kelamaan berkemunkinan uhang bagito inih mencari nama begeri ini (KOTO MAJIDIN), Maku Dapat Kato Dengan Mufakat, Maka dapatlah nama Negeri Yang tigo ini Yaitu :
1. Kemantan Darat Dipegang Oleh Rajo Mudo
2. Kemantan Kebalai Dipegang Oleh Depati Mudo
3. Kemantan Daye (KOTO MAJIDIN) Dipegang Oleh Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio.
Lama-kelamaan mujur tidak dapat di raih, malang tidak dapat ditolak, isteri NE Matupo Panduko Berhalo Yaitu Nek Siak Meninggal Dunia Maka sidah barang tentu nek Matupo Panduko Berhalo, Apu lama dia Merando, dio Merando Selama… (Belum Diketahui).
Karena selamu dio merando dio berkilat-kilat cermin kea rah gunung selasih, kadang ado dapat balasab kilat cermin itu, dan kadang0kadang tidak, Dengan adanya balasan kilat itu maka hati dia semakin bergelora, dio ingin tahu siapa yang membalas kilat cermin itu dari arah gunung Selasih. Maka pada suatu hari berjalanlah Dia ke Gunung Selasih , Setalah Sampai Di gunung Selasih , Dio menemui Nek Imam Mangkudu Satai, Lama-kelamaan Barusek (Bermain-Main) disitu Kironyo adah anak gadih ilok bernama Nek indah…
Gadih Ilok Itu bibirnya Bak buah Delima, pipinya bak Pauh Dilayang, alas matanya bak Semit beriringan, betisna bagaikan padi membunting, tumitnya bagaikan telur ayam, itu gadis iloh Indah tadi. Mako lalu Bertanyalah Kepada Nek mankudu satai, Namum Pertanyaan yadi oleh Nek Mangkudu satai Tidak Menjawab, hanya termenung Memikirkan nasib Nek Siak Rajo Mako terlukislah dibatu basurat yang berbunyikan sebagai berikut :
LUBUK LIPONG LUBUK UHANG JENANG
BURUNG MATAI DI TELUK PETAI
SUNGGUHPUN AKAU TIDUR PIKE IDANG SENANG
TANGIS KERKURUNG DI DALAM HATAI
Ndak ditulak inih rajo, main ditukak kantai inih marando, mako berpikirlah-pikirlah Nek Mangkudu Satai, timbul pikiran yang jernih, mako yang sucai mako dio memberikan izin untuk Nek Mendapo Panduko Berhalo Mempersunting Nek Indah Srelah menikah mako lalu lah Nek Mantupo Panduko Berhalo dengan Nek Indah pergi berlayar menuju suatu Daerah yang kemudian karang bidok perahu (Dilarik Pantai) Sekarnag. Dengan peristiwa ini maka Nama Larik Pantai ado buduk di rumah gedang Pesusun Rajo Putih. Itu adalah Kiasanya, tetapi bukan biduk yang karang uhang, baduo itu melakukan akad nikah.
Setelah Nek Indah dengan Nek Matupo Panduko Berhalo Menikah, Lama-kelamaan uhang inih mendapatkan satu orang anak bernama MAR, kemudian berjalan berkunjung Rajo Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio, Depati Mudo Kerumah ayah dio bertanyo kepada ayah api kamailah dapat kantai “Iyo” jawab ayah (Nek Siak Rajo Bertanyo pulo apu namunyu, jawab Nek Siak Rajo. Mar iyo kata ayah. Tambah namanyu itu ayah, apu jadi tambahnya, bageh namanya MARJIDIN Iyo pulo kata ayah, berkemungkinan nama Dusun KOTO MAJIDIN dahulu Diambil Dari Nama IMAM MARJIDIN, Setalah berumah tango Nek Siak Marjidin inih Memiliki EMpat Orang anak :.
1. Nek Saleh kuning Tinggal Di Larik Pantai.
2. Nek Saleh Hitam Tinggal Di Larik Pantai
3. Nek Batapo Balek Ke Koto Dili, Beristerikan Nek Mayang Di hiang.
4. Nek Salah Lingkah balek ke Larik Dumu, beristerikan dengan putrid dari Benda 10 Indra Pura.
Apo sebabnya dusun ini dinamakan KOTO MAJIDIN adalah KOTO berarti pertahan, MAJIDIN berarti Nek MARJIDIN, pada maso dahulu kalo ninek-ninek kito inih senang mencari tanah untuk ditempat tinggal dan betani dan selalu mendapat rintangan (Halangan) dalam menjaga batas tanah bertani waktu ke itu. Seperti menjago batas tanah dengan uhang Belui Uhang belui terus-menerus bgarah seberang batang Marao, mako Nek Marjidin Berserta dengan Anak Beranak Bertahan Di Koto Dili, Nek Bujang Mengikat bertahan Di Mudik Jalan, karana Nek Marjidin Berserta Anak-anak sudah payah bertahan mako namo Kemantan Diaye di Ubah menjadi KOTO MAJIDIN.
1. Nek Matupu Pandoko Berhalo (Nek Siak Rajo), tinggal Bukit Air Hangat.
2. Nek Imam Mangukudu Satai, Tinggal Di gunung Selasih, Koto limau Sering.
3. Nek Tuangku imam Madle, Tinggal di Siulak kecil.
4. Nek Siak Lengaih, tinggal di koto pandan Sungai penuh.
5. Nek Puti Serunduk pinang masak, tinggal di talang lindung Koto tuo kayu aro.
6. Nek sari bindang (depati Jalisu), Tinggal Di lunang dekat Tapan Sumbar.
7. Nek indar jati, Tinggal Di hiang Tinggi.
Adapun uhang 6 sejalan itu, apukah berasal dari India (hindu) atau dari Negeri Mano.
Tetapi yang jelas bahaso yang dipergunokan bahasa HINDU, jadi mau tidak mau uhang 6 sejalan itu Menurut bahasa yaitu berasal dari INDIA uhang 6 sejalan itu mencari temapt hidup, nalak aso dengan iluk, nalak panano dengan senang, mako uhang 6 itu berjalan melalui tanah SIAK, lalu Bajalan ke Pagar Ruyung, kemudian dari pagar Ruyung berjalan ke Sunge Pagu, Uhang Manampuh Pula (Pulau) ujo, Uhang mandai di Lubuk Buih uhang mendaki Bukit Pantai Cermin Melalui Danau Bento, uhang menempuh anto Limau Purut uhang Menuju Tanjung Banio, Bukit Buntak, dimano Bukit inih uhang 6 ituh beristirahat sambil memandang alam nan indah melepaskan lelah.
Tapandang ke ile namapak gumpulan asap mako ke 5 uhang bertanyo kepado Nek Matupo Panduko Berhalo (Nek Siak Rajo) apu ituh, apukah asap apukah embun, rupu-rupunyu iyo ituh asap, maka berjalan Nek Matupo Panduko Berhalo pergi ketempat dimano asap ituh tadih, setelah sampai di temapt asap ituh, kirunyu bertemu dengan Indar jati, yang menunggu teman yang tujuh belarek, mako setelah Nek Matupo Panduko Berhalo babalek Ke tanjung banio Menemui uhang 5 yang tinggal di situ.
Setelah itu ke 6 uhang sajalan ituh meneruskan perjalanan, mako ke 6 uhang sejalan itu turun di negeri Paung(Kuburan uhang kemantan datih) sekarang setelah lamo di negeri paung timbul pulo pikiran ndik mencari tempat yang baik aso dengan ilok, panano dengan senang, mako berjalan pulo uhang denagn 5 dari negeri Paung babalek mudek, mako ke 5 uhang terpisah-pisah pulo yaitu :
1. Nek Puti Serunduk Pinang Masak menunggu Anto Limau Purut, Talang Lindung Kuto Tuo Kayu Aro.
2. Nek Tuangku Imam Madle Menuggui Bukit Sembahyang Pematang Galangang, Di Siulak gedang.
3. Nek Tuangku Imam Mangkudu satai Menunggui Kuto Limau Sering, gunung Selasih di atas Belui.
4. Nek Siak Lengaih Menunggu Koto Pandan, Di sungai penuh.
5. Nek Siak Bidang Balek ke Lunang dekat Tapan Sumber.
6. Nek Matupo Panduko Berhalo Tinggal di Negeri Paung dari Negeri Paung pindah ke Talang Banio di situ ado kayu Aro Tilang Situ Tanah Tajuruk Situ ado Tanah Hitam, di bukit Air Hangat.
Nek Matupo Pandopo Berhallo (Nek siak rajo) dengan Nek siak ado menempunyai keterunan sebanyak 3 uhang bernamo.
1. Rajo Mudo Hitam Tanah Mandapo Tiang Setio, Di Koto Majdin.
2. Rajo Muda, Di Kamantan Darat
3. Depati Mudo, Di Kemantan kebalai.
Kemudian Ke 3 uhang inih babagih ingat Dengan, Mano Ingat Dengan Kanano :
1. Rajo Mudo Ingatkan Sungai Jenih, yaitu, kusaungk di usaikan, keruh dijernihkan inih pegang rajo Mudo.
2. Depati Muda ingat ke Sungai Dalang. Adat ini kian digali kian dalam, makin ditambah makin baguno.
3. Rajo Mudo Hitam Tanah Mandapo Tiang Setio, ingat dengan kanano Sungai ampoh (Kato rajo kato malimpah) inih pegang kato Rajo Mudo Hitam M
Walaupun ke tigo uhang ituh lah bebagaih ingat dengan kanano, namum Rajo Mudo Hitam M
Dilantak bateh dengan depati empat rawang di rajo Mudo Hitam tanah Mendapo Tiang setio, Di Situ Dio tinggalkan Rio Sulaiman (Kubang), Kemudian Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio Perjalanan Babalek Mudek Sampai Negeri Tinggal ()dekat Pauh) Tebat Ijuk.
Menurut Keterangan sebelah hilir sawah kerapat (besusun) uhang Tebat Ijuk ituh adalah Kepunyaan kito KOTO MAJIDIN tetapi babageh menjadi ingat degaan kanano Rio Sulaiman Kubang, mako uhang kubanglah yang memakai sawah tersebut.
Kemudian Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio melanjutkan perjalan mudek terus mako sampailah dio di negeri PemuncakRebung Napan Tajorok yaitu DUSUN MUDIK, disini dio meraso mendapatkan apu ngan dio cari selamu inih lama kelamaan berkemunkinan uhang bagito inih mencari nama begeri ini (KOTO MAJIDIN), Maku Dapat Kato Dengan Mufakat, Maka dapatlah nama Negeri Yang tigo ini Yaitu :
1. Kemantan Darat Dipegang Oleh Rajo Mudo
2. Kemantan Kebalai Dipegang Oleh Depati Mudo
3. Kemantan Daye (KOTO MAJIDIN) Dipegang Oleh Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio.
Lama-kelamaan mujur tidak dapat di raih, malang tidak dapat ditolak, isteri NE Matupo Panduko Berhalo Yaitu Nek Siak Meninggal Dunia Maka sidah barang tentu nek Matupo Panduko Berhalo, Apu lama dia Merando, dio Merando Selama… (Belum Diketahui).
Karena selamu dio merando dio berkilat-kilat cermin kea rah gunung selasih, kadang ado dapat balasab kilat cermin itu, dan kadang0kadang tidak, Dengan adanya balasan kilat itu maka hati dia semakin bergelora, dio ingin tahu siapa yang membalas kilat cermin itu dari arah gunung Selasih. Maka pada suatu hari berjalanlah Dia ke Gunung Selasih , Setalah Sampai Di gunung Selasih , Dio menemui Nek Imam Mangkudu Satai, Lama-kelamaan Barusek (Bermain-Main) disitu Kironyo adah anak gadih ilok bernama Nek indah…
Gadih Ilok Itu bibirnya Bak buah Delima, pipinya bak Pauh Dilayang, alas matanya bak Semit beriringan, betisna bagaikan padi membunting, tumitnya bagaikan telur ayam, itu gadis iloh Indah tadi. Mako lalu Bertanyalah Kepada Nek mankudu satai, Namum Pertanyaan yadi oleh Nek Mangkudu satai Tidak Menjawab, hanya termenung Memikirkan nasib Nek Siak Rajo Mako terlukislah dibatu basurat yang berbunyikan sebagai berikut :
LUBUK LIPONG LUBUK UHANG JENANG
BURUNG MATAI DI TELUK PETAI
SUNGGUHPUN AKAU TIDUR PIKE IDANG SENANG
TANGIS KERKURUNG DI DALAM HATAI
Ndak ditulak inih rajo, main ditukak kantai inih marando, mako berpikirlah-pikirlah Nek Mangkudu Satai, timbul pikiran yang jernih, mako yang sucai mako dio memberikan izin untuk Nek Mendapo Panduko Berhalo Mempersunting Nek Indah Srelah menikah mako lalu lah Nek Mantupo Panduko Berhalo dengan Nek Indah pergi berlayar menuju suatu Daerah yang kemudian karang bidok perahu (Dilarik Pantai) Sekarnag. Dengan peristiwa ini maka Nama Larik Pantai ado buduk di rumah gedang Pesusun Rajo Putih. Itu adalah Kiasanya, tetapi bukan biduk yang karang uhang, baduo itu melakukan akad nikah.
Setelah Nek Indah dengan Nek Matupo Panduko Berhalo Menikah, Lama-kelamaan uhang inih mendapatkan satu orang anak bernama MAR, kemudian berjalan berkunjung Rajo Rajo Mudo Hitam Tanah Mendapo Tiang Setio, Depati Mudo Kerumah ayah dio bertanyo kepada ayah api kamailah dapat kantai “Iyo” jawab ayah (Nek Siak Rajo Bertanyo pulo apu namunyu, jawab Nek Siak Rajo. Mar iyo kata ayah. Tambah namanyu itu ayah, apu jadi tambahnya, bageh namanya MARJIDIN Iyo pulo kata ayah, berkemungkinan nama Dusun KOTO MAJIDIN dahulu Diambil Dari Nama IMAM MARJIDIN, Setalah berumah tango Nek Siak Marjidin inih Memiliki EMpat Orang anak :.
1. Nek Saleh kuning Tinggal Di Larik Pantai.
2. Nek Saleh Hitam Tinggal Di Larik Pantai
3. Nek Batapo Balek Ke Koto Dili, Beristerikan Nek Mayang Di hiang.
4. Nek Salah Lingkah balek ke Larik Dumu, beristerikan dengan putrid dari Benda 10 Indra Pura.
Apo sebabnya dusun ini dinamakan KOTO MAJIDIN adalah KOTO berarti pertahan, MAJIDIN berarti Nek MARJIDIN, pada maso dahulu kalo ninek-ninek kito inih senang mencari tanah untuk ditempat tinggal dan betani dan selalu mendapat rintangan (Halangan) dalam menjaga batas tanah bertani waktu ke itu. Seperti menjago batas tanah dengan uhang Belui Uhang belui terus-menerus bgarah seberang batang Marao, mako Nek Marjidin Berserta dengan Anak Beranak Bertahan Di Koto Dili, Nek Bujang Mengikat bertahan Di Mudik Jalan, karana Nek Marjidin Berserta Anak-anak sudah payah bertahan mako namo Kemantan Diaye di Ubah menjadi KOTO MAJIDIN.
- sumber:
- http://roishemiyaftoprabowo.blogspot.com/2014/02/asal-usul-desa-koto-majidin.html