Perjalanan hidup berlalu dengan cepat. Pernahkah kita berpikir bahwa hidup ini hanya sekali dan waktu yang dikaruniakan Allah sangat terbatas.Tidak ada seorangpun yang tahu kapan ajal datang menjemput,hari ini,besok atau lusa.Siapa yang bisa menjamin bahwa kita akan tetap hidup satu atau dua jam kedepan?
Setiap orang punya jatah waktu hidup,waktu yang hilang tidak akan kembali. Menyia-nyiakan waktu sama dengan menyia-nyiakan hidup. Marilah kita gunakan momen Tahun Baru Hijriyah 1434 H ini sebagai langkah awal untuk mengevaluasi diri,merenungi perjalanan hidup sepanjang tahun yang baru saja kita tinggalkan,kita perbaiki semua kesalahan dan kita tingkatkan semua kebaikan. Sebagai seorang wanita muslimah banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan potensi diri baik sebagai pribadi,seorang istri,ibu dari anak anak kita maupun sebagai warga masyarakat di sekitar kita.
1.Muslimah Sebagai Pribadi
Sebagai seorang muslimah kita harus pandai membagi waktu. Bagilah waktu anda dalam sehari secara proporsional untuk menyelesaikan tugas tugas anda. Jika anda berada di waktu pagi,maka jangan menunggu waktu sore, dan jika anda di waktu sore jangan menunggu waktu pagi. Setiap menit yang berlalu harus diiringi dengan kesungguhan. Persiapkan diri anda hari ini untuk menanam benih-benih kebaikan. Berbuatlah kebaikan di dunia ini,karena hari ini adalah masa bercocok tanam yang buahnya akan kita petik di akhirat nanti. Berjanjilah…Pada hari ini saya akan melaksanakan perintah Allah,menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba dan memberikan hak-hak Allah yang telah menciptakan kita. Jika kita mempunyai kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat,kita akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Hidup akan tenteram,tidak pernah putus asa dengan kegagalan,yang terjadi bahkan berusaha untuk mengganti kegagalan dengan keberhasilan yang lebih baik. Berkompetisi untuk meningkatkan amal kebaikan,meraih kesuksesan,berkreasi dalam meraih prestasi untuk memperoleh ridho Allah.
2.Muslimah Sebagai Seorang Istri
Banyak yang bisa dilakukan seorang muslimah dalam peranannya sebagai seorang istri. Taat kepada suami, menjaga harta dan rahasia suami, bergaul dengan cara yang baik, mengatur waktu sebaik mungkin dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan penuh kerelaan dan kelapangan hati dengan kesadaran bahwa itu merupakan salah satu ibadah kepada Allah. Selain hal tersebut di atas seorang istri juga bisa mendorong dan memberikan bantuan kepada suami dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar. Ketika seorang suami mengalami futur atau lemah semangatnya dalam berdakwah istri bisa memberikan motivasi untuk tetap semangat. Seperti yang dilakukan oleh Ibunda Khadijah yang selalu memberikan dorongan dan bantuan di jalan dakwah kepada Rosulullah SAW. Seorang istri juga harus mengenal type sang suami sehingga dalam memberikan nasehat,masukan ataupun kritik bisa sesuai dengan karakternya dan tidak akan mengakibatkan pertengkaran.suami istri juga bisa beribadah bersama-sama untuk memperkuat nuansa Islami ataupun mengajak anak anak dan seluruh keluarga untuk menghadiri acara acara pengajian/kajian rutin untuk membangun semangat beribadah dan keyakinan yang kuat.Dengan langkah langkah di atas maka rumah tanggapun akan tetap harmonis dan keluarga akan menjadi tim yang kuat dalam berdakwah.
Hidup ini hanya sekali dan waktu yang dikaruniakan Allah sangat terbatas
3.Muslimah Sebagai Seorang Ibu
Di dalam rumah siapakah yang mempunyai banyak waktu untuk anak? Siapakah yang lebih dekat dengan anak anak? Seorang ibu senantiasa diharapkan kehadirannya bagi anak anaknya. Ibu adalah ummul madrasah, pendidik pertama dan utama untuk menciptakan anak anak yang sholeh. Bertekadlah untuk menjadikan anak-anak anda sebagai hamba Allah yang sholeh/sholihah,menjadikan mereka sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Mohonlah pertolongan Allah untuk mewujudkan cita cita ini. Seorang ibu yang memiliki aqidah yang kuat akan yakin bahwa anak adalah amanah dari Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir sehingga dengan keyakinan itu seorang ibu akan berusaha untuk menggembleng keimanan anaknya secara kokoh sejak kecil. Cara terbaik mencetak anak berkualitas adalah mengembalikan fitrah ibu yang memiliki tugas dan tanggung jawab mengasuh dan mendidik anak anaknya karena sejatinya, walaupun ibu memiliki kesibukan di luar rumah, peran pertama dan utama sebagai pendidik anak tidak boleh terabaikan .Jika muslimah sebelum kita dapat berprestasi pada berbagai bidang tanpa meninggalkan cacat dalam urusan pribadi dan keluarganya ,maka apakah ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan hal serupa…?
4.Muslimah sebagai Anggota Masyarakat
Jika seorang muslimah adalah seorang yang ahli dalam ilmu agama maka wajib baginya untuk mendakwahkan apa yang ia ketahui kepada kaum wanita di sekitarnya. Muslimah juga perlu memiliki kekuatan aqidah, mempunyai kecerdasan intelektual dan keluasan ilmu dan kekuatan manajerial yang cukup untuk bisa terjun di masyarakat. Ini bisa didapatkan dengan banyak belajar,disiplin dan berusaha untuk mampu mengelola dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat.
Seorang Muslimah diharapkan bisa menjaga keseimbangan dan cerdas dalam menata waktunya sehingga dapat menentukan skala prioritas dan tidak meninggalkan satu kegiatan demi kegiatan lainnya, sementara kegiatan yang ditinggalkan justru fundamental. Sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah,kita bisa memaksimalkan empat peran muslimah yang telah disebutkan di atas,…”Bekerjalah kamu maka Allah dan RosulNya serta orang orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu, dan kami akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan nyata, lalu Allah memberitahukan kapadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At Taubah : 105) (Ummu Ridho)
Setiap orang punya jatah waktu hidup,waktu yang hilang tidak akan kembali. Menyia-nyiakan waktu sama dengan menyia-nyiakan hidup. Marilah kita gunakan momen Tahun Baru Hijriyah 1434 H ini sebagai langkah awal untuk mengevaluasi diri,merenungi perjalanan hidup sepanjang tahun yang baru saja kita tinggalkan,kita perbaiki semua kesalahan dan kita tingkatkan semua kebaikan. Sebagai seorang wanita muslimah banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan potensi diri baik sebagai pribadi,seorang istri,ibu dari anak anak kita maupun sebagai warga masyarakat di sekitar kita.
1.Muslimah Sebagai Pribadi
Sebagai seorang muslimah kita harus pandai membagi waktu. Bagilah waktu anda dalam sehari secara proporsional untuk menyelesaikan tugas tugas anda. Jika anda berada di waktu pagi,maka jangan menunggu waktu sore, dan jika anda di waktu sore jangan menunggu waktu pagi. Setiap menit yang berlalu harus diiringi dengan kesungguhan. Persiapkan diri anda hari ini untuk menanam benih-benih kebaikan. Berbuatlah kebaikan di dunia ini,karena hari ini adalah masa bercocok tanam yang buahnya akan kita petik di akhirat nanti. Berjanjilah…Pada hari ini saya akan melaksanakan perintah Allah,menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba dan memberikan hak-hak Allah yang telah menciptakan kita. Jika kita mempunyai kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat,kita akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Hidup akan tenteram,tidak pernah putus asa dengan kegagalan,yang terjadi bahkan berusaha untuk mengganti kegagalan dengan keberhasilan yang lebih baik. Berkompetisi untuk meningkatkan amal kebaikan,meraih kesuksesan,berkreasi dalam meraih prestasi untuk memperoleh ridho Allah.
2.Muslimah Sebagai Seorang Istri
Banyak yang bisa dilakukan seorang muslimah dalam peranannya sebagai seorang istri. Taat kepada suami, menjaga harta dan rahasia suami, bergaul dengan cara yang baik, mengatur waktu sebaik mungkin dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan penuh kerelaan dan kelapangan hati dengan kesadaran bahwa itu merupakan salah satu ibadah kepada Allah. Selain hal tersebut di atas seorang istri juga bisa mendorong dan memberikan bantuan kepada suami dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar. Ketika seorang suami mengalami futur atau lemah semangatnya dalam berdakwah istri bisa memberikan motivasi untuk tetap semangat. Seperti yang dilakukan oleh Ibunda Khadijah yang selalu memberikan dorongan dan bantuan di jalan dakwah kepada Rosulullah SAW. Seorang istri juga harus mengenal type sang suami sehingga dalam memberikan nasehat,masukan ataupun kritik bisa sesuai dengan karakternya dan tidak akan mengakibatkan pertengkaran.suami istri juga bisa beribadah bersama-sama untuk memperkuat nuansa Islami ataupun mengajak anak anak dan seluruh keluarga untuk menghadiri acara acara pengajian/kajian rutin untuk membangun semangat beribadah dan keyakinan yang kuat.Dengan langkah langkah di atas maka rumah tanggapun akan tetap harmonis dan keluarga akan menjadi tim yang kuat dalam berdakwah.
Hidup ini hanya sekali dan waktu yang dikaruniakan Allah sangat terbatas
3.Muslimah Sebagai Seorang Ibu
Di dalam rumah siapakah yang mempunyai banyak waktu untuk anak? Siapakah yang lebih dekat dengan anak anak? Seorang ibu senantiasa diharapkan kehadirannya bagi anak anaknya. Ibu adalah ummul madrasah, pendidik pertama dan utama untuk menciptakan anak anak yang sholeh. Bertekadlah untuk menjadikan anak-anak anda sebagai hamba Allah yang sholeh/sholihah,menjadikan mereka sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Mohonlah pertolongan Allah untuk mewujudkan cita cita ini. Seorang ibu yang memiliki aqidah yang kuat akan yakin bahwa anak adalah amanah dari Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir sehingga dengan keyakinan itu seorang ibu akan berusaha untuk menggembleng keimanan anaknya secara kokoh sejak kecil. Cara terbaik mencetak anak berkualitas adalah mengembalikan fitrah ibu yang memiliki tugas dan tanggung jawab mengasuh dan mendidik anak anaknya karena sejatinya, walaupun ibu memiliki kesibukan di luar rumah, peran pertama dan utama sebagai pendidik anak tidak boleh terabaikan .Jika muslimah sebelum kita dapat berprestasi pada berbagai bidang tanpa meninggalkan cacat dalam urusan pribadi dan keluarganya ,maka apakah ada alasan bagi kita untuk tidak melakukan hal serupa…?
4.Muslimah sebagai Anggota Masyarakat
Jika seorang muslimah adalah seorang yang ahli dalam ilmu agama maka wajib baginya untuk mendakwahkan apa yang ia ketahui kepada kaum wanita di sekitarnya. Muslimah juga perlu memiliki kekuatan aqidah, mempunyai kecerdasan intelektual dan keluasan ilmu dan kekuatan manajerial yang cukup untuk bisa terjun di masyarakat. Ini bisa didapatkan dengan banyak belajar,disiplin dan berusaha untuk mampu mengelola dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat.
Seorang Muslimah diharapkan bisa menjaga keseimbangan dan cerdas dalam menata waktunya sehingga dapat menentukan skala prioritas dan tidak meninggalkan satu kegiatan demi kegiatan lainnya, sementara kegiatan yang ditinggalkan justru fundamental. Sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah,kita bisa memaksimalkan empat peran muslimah yang telah disebutkan di atas,…”Bekerjalah kamu maka Allah dan RosulNya serta orang orang yang beriman akan melihat pekerjaan itu, dan kami akan dikembalikan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan nyata, lalu Allah memberitahukan kapadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At Taubah : 105) (Ummu Ridho)