Status pria terkaya itu diterima Gates tidak lepas dari kinerja Microsoft Corporation yang terus membaik selama lima tahun terakhir. Untuk kuartal pertama tahun ini saja, saham Microsoft sudah melejit 28% yang dipicu pengendalian biaya dan penjualan bisnis yang dilakukan perusahaan.

Saat Gates tengah bernasib mujur, nasib berbeda justru dialami Slim. Untuk tahun ini justru kekayaan Slim yang diperkirakan sebesar US$72,1 miliar dikabarkan anjlok hingga 14% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu penyebab utama menurunnya pendapatan yang diraup Slim tahun ini ialah keluarnya undang-undang yang didukung langsung Presiden Enrique Pena Nieto.

Regulasi itu memberikan kekuasaan kepada pihak regulator untuk menekan perusahaan komunikasi yang memiliki pangsa pasar lebih dari 50% agar membagi jaringan mereka dengan perusahaan lain. Sebagai informasi, Telmex American Movil milik Carlos Slim mendominasi pangsa pasar sebesar 70% di Meksiko.

"Pada saat mereka membicarakan reformasi di sebuah negara yang secara umum miskin, posisi orang terkaya yang berada di posisi puncak bukanlah hal yang bagus. Slim memonopoli situasi pasar di Meksiko dengan cukup baik. Sementara itu, konsumen telepon Meksiko membayar lebih mahal daripada seharusnya. Kami menghargai upaya pemerintah Meksiko," kata Greg Lesko, Managing Director of Deltec Asset Management LLC, di New York.

Berjiwa dermawan Menjadi satu dari deretan orang terkaya di seluruh dunia tidak lantas menjadikan Gates lupa atas kewajibannya membantu sesama. Ia mendirikan sebuah yayasan, Bill & Melinda Gates Foundation, pada 2000. Yayasan tersebut bergerak di bidang kemanusiaan dan pengembangan sains.

Satu dari sekian banyak kegiatan amal yang ia lakukan ialah memberikan vaksin polio kepada anak-anak di India. Semua keputusannya untuk menyumbangkan sebagian hartanya kepada orang lain dilandasi pandangan bahwa hidup bukanlah tentang sejumlah uang.

"Apakah kita pikir bahwa hidup manusia hanyalah tentang akun bank? Saya sangat mengerti arti kematian,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Washington Post. (Media Indonesia)