Indeks
Bonek berasal dari BOndo dan NEKat, kami merupakan suporter militan pertama kali yang mendukung
Tim kesayangan kami Persebaya kemanapan Persebaya Surabaya bermain. Ketika Liga Perserikatan, kami menggunakan sekitar 110 bus menuju Jakarta untuk mendukung Persebaya yang pada waktu itu. Pada tahun 1988, sejarah mencatat bahwa meskipun kami datang dengan jumlah 25ribu orang dan Persebaya menghadapi Persija.
Tidak ada kerusuhan yang terjadi, dan ibukota sangat tenang. Selama Persebaya main di jakarta, suporter yang berduit, tidur di hotel sedangkan suportter yang cuma nekat membawa uang makan dan uang tiket. Kami hanya tidur di lapangan tenis di sekitar Senayan dan tidur di dekat bus2 yang mengangkut kami dari Surabaya, selama di Jakarta.
Kami tidak mengetahui, kapan awal bonek dianggap perusuh dan kami sadar betul bahwa diantara anggota2 kami yang tidak terkoordinir banyak melakukan tindakan yang tidak terpuji. Kami sangat mendukung kepada aparat keamanan yang menegakkan aturan sesuai hukum terhadap para perusuh2 yang merusak citra bonek menuju lebih baik dan tidak melakukan hal2 terlalu over ketika mengamankan pertandingan.
Ketika era Reformasi, Bonek waktu itu menjadi kendaraan politik karena jumlah kami yang sangat2 banyak. Dahulu, ketika acara launcing partai sampai kampanye walikota sebelum ibu Risma yang saat ini menjadi walikota, Bonek dimanfaatkan untuk mencari dukungan suara. Akan tetapi kami sadar,bahwa nantinya sepak bola harus mandiri dan menuju era Industri.
Mulai saat itu, kami memutuskan untuk tidak turut campur dalam berpolitik. Ketika kami menarik diri dari dunia perpolitikan yang hanya dimanfaatkan oleh petinggi2 Persebaya, hal itu berimbas terhadap pendanaan Persebaya.
Selain itu, tim kami Persebaya pun di kloning oleh para Politikus2 saat itu yang ingin menjadi pahlawan Persebaya (WW). WW yang ingin berpolitik dan berambisi ingin menjadi walikota, berbekal
surat dari NH kemudian lahirlah Persebaya DU (Daur Ulang) yang tidak mempunyai pemain kemudian
memakai seluruh pemain dari Persikubar yang dibeli dari Vigit Waluyo. Sedangkan PT. Persebaya
Indonesia yang mempunyai sejarah panjang dan mempunyai akte pendirian Persebaya dan berhome base di Karang Gayam, setelah berkerjasama dengan konsorsium memakai Persebaya 1927.
Banyak yang mengganggap kami bodoh karena tidak mendukung Persebaya DU (Daur Ulang) yang 1000% dijamin akan berlaga di ISL.Di sosial media, di Broadcast message BBM banyak beredar dan memberitakan negatif tentang kami. Hal itu tidak menjadi masalah buat kami, seperti tulisan saya sebelumnya berjudul “Kami besar karena media dan kami jelek pun karena media” jika berita itu negatif, kami akan instropeksi dan ketika berita itu menyanjung kami atau berita positif, hal itu tidak akan menjadikan kami sombong atau besar kepala. Dengan kekurangan dana yang dialami oleh Persebaya 1927, ide2 kreatif dari kami bonekmania yang memang totalitas mendukung Persebaya.Dimulai dengan Buyying Withouth Watching kemudian bekerja sama dengan bank swasta untuk menerbitkan ATM Persebaya.Insya Allah kalau tidak ada kendala, itu merupakan langkah awal untuk mewujudkan pembelian tiket terusan untuk pertandingan Home Persebaya 1927.
Kami ingin berubah menjadi lebih baik, kami totalitas mendukung Persebaya 1927. Silahkan datang di GBT sore ini atau menonton di Kompas TV, anda tidak akan pernah mendengar nyanyian rasis ataupun nyanyian yang menjelekkan kelompok suporter lain, yang ada hanya nyanyian untuk Persebaya 1927.Jadi..jangan paksa kami untuk mendukung team yang tidak jelas rootnya, dan jangan adu domba kami dengan kelompok suporter lain, kami ingin selalu mendampingi Persebaya 1927 kemanapun bertanding.
Tim kesayangan kami Persebaya kemanapan Persebaya Surabaya bermain. Ketika Liga Perserikatan, kami menggunakan sekitar 110 bus menuju Jakarta untuk mendukung Persebaya yang pada waktu itu. Pada tahun 1988, sejarah mencatat bahwa meskipun kami datang dengan jumlah 25ribu orang dan Persebaya menghadapi Persija.
Tidak ada kerusuhan yang terjadi, dan ibukota sangat tenang. Selama Persebaya main di jakarta, suporter yang berduit, tidur di hotel sedangkan suportter yang cuma nekat membawa uang makan dan uang tiket. Kami hanya tidur di lapangan tenis di sekitar Senayan dan tidur di dekat bus2 yang mengangkut kami dari Surabaya, selama di Jakarta.
Kami tidak mengetahui, kapan awal bonek dianggap perusuh dan kami sadar betul bahwa diantara anggota2 kami yang tidak terkoordinir banyak melakukan tindakan yang tidak terpuji. Kami sangat mendukung kepada aparat keamanan yang menegakkan aturan sesuai hukum terhadap para perusuh2 yang merusak citra bonek menuju lebih baik dan tidak melakukan hal2 terlalu over ketika mengamankan pertandingan.
Ketika era Reformasi, Bonek waktu itu menjadi kendaraan politik karena jumlah kami yang sangat2 banyak. Dahulu, ketika acara launcing partai sampai kampanye walikota sebelum ibu Risma yang saat ini menjadi walikota, Bonek dimanfaatkan untuk mencari dukungan suara. Akan tetapi kami sadar,bahwa nantinya sepak bola harus mandiri dan menuju era Industri.
Mulai saat itu, kami memutuskan untuk tidak turut campur dalam berpolitik. Ketika kami menarik diri dari dunia perpolitikan yang hanya dimanfaatkan oleh petinggi2 Persebaya, hal itu berimbas terhadap pendanaan Persebaya.
Selain itu, tim kami Persebaya pun di kloning oleh para Politikus2 saat itu yang ingin menjadi pahlawan Persebaya (WW). WW yang ingin berpolitik dan berambisi ingin menjadi walikota, berbekal
surat dari NH kemudian lahirlah Persebaya DU (Daur Ulang) yang tidak mempunyai pemain kemudian
memakai seluruh pemain dari Persikubar yang dibeli dari Vigit Waluyo. Sedangkan PT. Persebaya
Indonesia yang mempunyai sejarah panjang dan mempunyai akte pendirian Persebaya dan berhome base di Karang Gayam, setelah berkerjasama dengan konsorsium memakai Persebaya 1927.
Banyak yang mengganggap kami bodoh karena tidak mendukung Persebaya DU (Daur Ulang) yang 1000% dijamin akan berlaga di ISL.Di sosial media, di Broadcast message BBM banyak beredar dan memberitakan negatif tentang kami. Hal itu tidak menjadi masalah buat kami, seperti tulisan saya sebelumnya berjudul “Kami besar karena media dan kami jelek pun karena media” jika berita itu negatif, kami akan instropeksi dan ketika berita itu menyanjung kami atau berita positif, hal itu tidak akan menjadikan kami sombong atau besar kepala. Dengan kekurangan dana yang dialami oleh Persebaya 1927, ide2 kreatif dari kami bonekmania yang memang totalitas mendukung Persebaya.Dimulai dengan Buyying Withouth Watching kemudian bekerja sama dengan bank swasta untuk menerbitkan ATM Persebaya.Insya Allah kalau tidak ada kendala, itu merupakan langkah awal untuk mewujudkan pembelian tiket terusan untuk pertandingan Home Persebaya 1927.
Kami ingin berubah menjadi lebih baik, kami totalitas mendukung Persebaya 1927. Silahkan datang di GBT sore ini atau menonton di Kompas TV, anda tidak akan pernah mendengar nyanyian rasis ataupun nyanyian yang menjelekkan kelompok suporter lain, yang ada hanya nyanyian untuk Persebaya 1927.Jadi..jangan paksa kami untuk mendukung team yang tidak jelas rootnya, dan jangan adu domba kami dengan kelompok suporter lain, kami ingin selalu mendampingi Persebaya 1927 kemanapun bertanding.
