- Tempat Nongkrong Para GIRILAYA mania -


You are not connected. Please login or register

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

girilayabot

girilayabot
Spammer
Spammer
Hukum Melantunkan Al-Qur'an Secara Duet

Fenomena akhir-akhir ini menunjukkan bahwa sebagian qari' dan qari'ah merasa senang dan bangga jika mereka dapat melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an secara bersama-sama oleh dua orang (duet) atau lebih disertai dengan lagu-Iagu yang indah. Hal itu bukan hanya mereka lakukan pada acara-acara keagamaan, tetapi juga direkam dalam pita-pita kaset untuk disebarluaskan kepada masyarakat.

Melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an secara bersama-sama oleh dua orang (duet) atau lebih dapat mempengaruhi keikhlasan niat para qari' dan qari' ah dari niat semata-mata menyampaikan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai petunjuk atau pembimbing bagi manusia ke arah keselamatan dunia dan akhirat, serta penyembuh dari segala macam penyakit jiwa (hati) yang akan menjerumuskannya ke lembah kesengsaraan dunia dan akhirat, kepada niat memamerkan kehebatan diri mereka (riya' dan sum'ah). Sehubungan dengan semakin maraknya pembacaan ayat-ayat suci aI-Qur' an secara bersama-sama oleh dua orang qari' dan qari'ah atau lebih, maka Komisi Fatwa MUI Propinsi DKI Jakarta memandang perlu untuk memfatwakan tentang hukum melantunkan al-qur'an secara duet, sebagai berikut:

1. Melantunkan al-Qur'an secara duet atau koor seperti yang dilakukan oleh sebagian qari' dan qari'ah Indonesia adalah hukumnya makruh. Jika hal itu menimbulkan dampak negatif seperti perubahan huruf atau bacaan sehingga merubah arti ayat-ayat al-Qur'an dari arti yang sebenamya maka hukumnya adalah haram. Di antara hujjah (argumentasi)-nya adalah:

a. Melantunkan al-Qur' an secara duet atau koor merupakan perbuatan bid' ah madzmumah (tercela) yang tidak pemah dilakukan oleh Rasulullah SAW, para sahabat dan ulama-ulama salaf yang shaleh. Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Al-Ibda' fi Madiar al-Ibtida', halaman 285:

"Dan sebagian dari bid' ah yang dibuat-buat adalah membaca al-Qur'an secara bersama-sama (duet atau koor) yang mereka namakan bacaan laitsiyah. Hal ini termasuk dalam kisaran antara hukum haram dan makruh. Adh-Dhahak berkata: Saya tidak pernah mendengar, melihat atau menjumpai seorang sahabat melakukan hal itu. Ibnu Wahab berkata: Saya bertanya kepada Imam Malik RA.: "Bagaimana pendapat anda tentang orang-orang yang bersama-sama membaca satu surat?" Beliau menolak dan mencelanya sambil berkata, "Bukan begitu yang dilakukan umat manusia (para sahabat dan tabi'in). Salah seorang di antara mereka membacakan al-Qur'an dan memper-dengarkannya kepada orang lain".


Demikian juga disebutkan dalam Kitab Al-Itqan, sebagai berikut:

"Dan di antaranya adalah sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang yang berkumpul kemudian membaca al-Qur'an dengan satu suara (nada). Mereka mengucapkan firman Allah "Afalaa ta'qiluun" dengan membuang huruf alif (mad), mereka mengucapkan "Qaaluu aamannaa" dengan membuang huruf waw (mad), mereka panjangkan apa yang seharusnya tidak dipanjangkan sekedar untuk meluruskan jalan (manyamakan nada) yang mereka gariskan. Dan cara inilah yang disebut tahrif (merubah-rubah bacaan al-Qur'an)'.

b. Melantunkan al-Qur'an secara duet atau koor sangat memungkinkan terjadinya kesalahan dan kesemrawutan dalam bacaan yang disebabkan oleh terputusnya nafas salah seorang pembaca. Ketika ia selesai mengumpulkan nafas, teman-temannya telah sampai pada bacaan selanjutnya, maka ia terus mengikuti bacaan yang terdahulu itu dengan meninggalkan huruf-huruf atau ayat-ayat yang tertinggal, demi untuk memelihara kesamaan bacaan (nada). Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Al-Ibda' fi Madlar al-Ibtida', halaman 285:

"Membaca al-Qur'an secara bersama-sama (duet atau koor) terkadang menyebabkan terputusnya beberapa huruf atau beberapa ayat karena terputusnya nafas salah seorang pembaca. Ketika ia selesai menarik (mengumpulkan) nafas, teman-temannya telah sampai pada bacaan selanjutnya sehingga ia terus mengikuti bacaan yang terdahulu dengan meninggalkan huruf-huruf atau ayat-ayat yang tertinggal demi untuk memelihara kesamaan bacaan (nada). Terkadang hal itu terjadi pada permulaan ayat, dan terkadang pula terjadi di tengah-tengah ayat. Dengan demikian, dia telah membaca al-Qur'an tidak sesuai dengan susunan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Akibat lebih lanjut, hal itu juga menimbulkan kesemrawutan dalam membaca Kitab Suci al-Qur'an. Mungkin ayat rahmat bercampur-baur dengan ayat 'adzab, ayat perintah bercampur dengan ayat larangan, ayat janji berbaur dengan ayat ancaman dan sebagainya. Lebih dari itu, kadang-kadang mereka membikin-bikin di tenggorokan mereka berbagai macam suara yang menyebabkan berdirinya bulu kuduk orang-orang mu'min dan menimbulkan kesenangan di hati orang-orang yang lalai. Cara pembacaan yang sedemikian itu adalah haram menurut kesepakatan seluruh ulama muslim".

c. Melantunkan al-Qur'an secara duet atau koor dapat mendorong para qari' dan qari'ah untuk membacanya secara cepat-cepat sehingga tidak memperhatihakan makhraj huruf atau kaidah-kaidah ilmu tajwid.

Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Fadhail al-Qur'an, Juz IV hal 55:

"Menurut riwayat yang diterima oleh Imam Ahmad dari Abdul Wahab ibnu Atha' dari Usamah ibn Zaid al-Laitsi dari Mumammad bin al-Munkadir dari Jabir ibn Abdullah RA. "Suatu ketika, Rasulullah SAW masuk ke dalam masjid sementara para sahabat sedang membaca al-Qur'an, Nabi berkata: Bacalah al-Qur'an dan carilah keridhaan Allah dengan bacaan itu, sebelum tiba masanya di mana orang-orang membacanya seperti orang menegakkan mangkok, mereka bergegas-gegas menegakkannya dan tidak menegakkannya dengan tenang. Dari sanad lain, Imam Ahmad meriwayatkan ucapan Jabir bin Abdullah RA. sebagai berikut: "Suatu ketika Rasulullah SAW masuk ke tengah-tengah kami pada waktu kami sedang membaca al-Qur'an. Di antara kami ada orang non Arab dan ada pula orang Arab, Setelah beliau mendengar dan memperhatikan bacaan kami, beliau berkata: Bacalah! Semuanya baik! Nanti akan datang suatu masa, di mana suatu kaum akan membaca al-Qur'an seperti orang menegakkan mangkok, mereka bergegas-gegas menegakkannya dan tidak menegakkan-nya dengan tenang".

d. Melantunkan al-Qur'an secara duet atau koor mengharuskan para qari' dan qari'ah untuk memelihara keseragaman nada dan irama, Akibatnya, mereka lebih menitik beratkan segi estetika atau keseniannya dibanding dengan memelihara kesucian al-Qur'an sebagai firman Allah SWT yang seharusnya dibaca dengan khusyu' dan dihayati makna-maknanya. Sebagaimana difirmankan dalam surat Shaad ayat 29:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوْا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو اْلأَلْبَابِ(29)ص

Artinya:
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. Shad, 38:29.

e. Melantunkan al-Qur'an secara duet atau koor yang dilakukan oleh para qari' dan qari'ah sangat dikhawatirkan akan berkembang menjadi mode, di mana kitab suci al-Qur'an tidak lagi dibaca sebagai bacaan suci dan agung yang mengetuk hati nurani para pendengar, tetapi akan merosot menjadi suatu peragaan dan tontonan yang rendah (murah). Sebagai-mana telah diingatkan Allah SWT dalam surat al-Jatsiyah ayat 35:

ذلِكُمْ بِأَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ ءَايَاتِ اللهِ هُزُوًا وَغَرَّتْكُمُ اْلحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ لاَ يُخْرَجُوْنَ مِنْهَا وَلاَ هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ(35)الجاثية

Artinya:
Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat. Al-Jatsiah, 45:35.
Demikian juga firman-Nya dalam surat an-Nisa 140:

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ ءَايَاتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتَّى يَحُوْضُوْا فِي حَدِيْثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللهَ جَامِعُ اْلمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيْعًا(140)النساء

Artinya:
Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain, Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian tentulah kamu serupa dengan mereka. An-Nisa', 4:140.

2. Sehubungan dengan keputusan fatwa ini, Komisi Fatwa MUI Propinsi DKI Jakarta menghimbau kepada seluruh umat Islam, khususnya para qari' dan qari'ah agar memelihara kesucian dan keagungan al-Qur'an dengan tidak membacanya secara bersama-sama (duet atau koor), sebagaimana yang dilakukan oleh para penyanyi dalam mendendangkan lagu-Iagunya. Semoga Allah SWT memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk memelihara kesucian dan keagungan firman-Nya, Amin.


Negara asal : Indonesia
Negeri : Jakarta
Badan yang mengisu fatwa : Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta

Tarikh Diisu : 28 Agustus 1986

Selengkapnya : http://58.26.99.53

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free

 

pagerank analyzerW3 Directory - the World Wide Web Directory

© 2014 Copyright Girilaya Real Groups - All Rights Reserved | Back to Top