Indeks
Pihak otoritas Malaysia pada Jumat menjatuhkan denda kepada Malaysia Airlines dan AirAsia atas tindakan anti-persaingan saat menjalin kerja sama jangka pendek.
Malaysia Competition Commission (MyCC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua operator besar negara tersebut masing-masing harus membayar denda sebesar 10 juta ringgit (sekitar Rp35 miliar) karena bekerja sama mengintegrasikan beberapa rute yang sebelumnya mereka berada dalam persaingan.
“Ketika pengusaha setuju untuk berbagi pasar, mereka setuju untuk menghentikan persaingan, dengan mengorbankan para konsumennya,” kata pimpinan komisi Siti Norma Yaakob.
AirAsia, maskapai murah terbesar di kawasan tersebut, pada Agustus 2011 setuju untuk menyerahkan 10 persen kepemilikannya ke dana investasi negara dalam pertukaran untuk 20,5 persen saham di Malaysia Airlines.
Kesepakatan tersebut ditujukan untuk saling menghilangkan persaingan yang merugikan di beberapa rute.
Namun kesepakatan itu dibatalkan delapan bulan kemudian setelah adanya tekanan dari serikat karyawan Malaysia Airlines, karena mereka khawatir hal itu bisa mengakibatkan kehilangan pekerjaan dan pemotongan biaya lainnya di maskapai nasional tersebut.
Kedua maskapai membukukan labanya di paruh kedua 2012. Malaysia Airlines mengalami kerugian tahun ini sementara AirAsia melihat labanya menurun tajam.
MyCC mengatakan denda tersebut diputuskan berdasarkan pada pendapatan yang dihasilkan antara Januari-April 2012 di empat rute dan denda tersebut setara kurang dari 10 persen pendapatan masing-masing di seluruh dunia.
Kedua belah pihak memiliki waktu 30 hari untuk menanggapi keputusan tersebut.(afp/ant/don)
Malaysia Competition Commission (MyCC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua operator besar negara tersebut masing-masing harus membayar denda sebesar 10 juta ringgit (sekitar Rp35 miliar) karena bekerja sama mengintegrasikan beberapa rute yang sebelumnya mereka berada dalam persaingan.
“Ketika pengusaha setuju untuk berbagi pasar, mereka setuju untuk menghentikan persaingan, dengan mengorbankan para konsumennya,” kata pimpinan komisi Siti Norma Yaakob.
AirAsia, maskapai murah terbesar di kawasan tersebut, pada Agustus 2011 setuju untuk menyerahkan 10 persen kepemilikannya ke dana investasi negara dalam pertukaran untuk 20,5 persen saham di Malaysia Airlines.
Kesepakatan tersebut ditujukan untuk saling menghilangkan persaingan yang merugikan di beberapa rute.
Namun kesepakatan itu dibatalkan delapan bulan kemudian setelah adanya tekanan dari serikat karyawan Malaysia Airlines, karena mereka khawatir hal itu bisa mengakibatkan kehilangan pekerjaan dan pemotongan biaya lainnya di maskapai nasional tersebut.
Kedua maskapai membukukan labanya di paruh kedua 2012. Malaysia Airlines mengalami kerugian tahun ini sementara AirAsia melihat labanya menurun tajam.
MyCC mengatakan denda tersebut diputuskan berdasarkan pada pendapatan yang dihasilkan antara Januari-April 2012 di empat rute dan denda tersebut setara kurang dari 10 persen pendapatan masing-masing di seluruh dunia.
Kedua belah pihak memiliki waktu 30 hari untuk menanggapi keputusan tersebut.(afp/ant/don)
No Comment.