Girilaya Networks - PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) berencana menjual sahamnya di unit usaha properti dan tower telekom pada 2014. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak pendapatan di tengah ketatnya persaingan operator seluler di pasar yang sudah mulai jenuh.
"Berdasarkan nilai pasar, kami sedang mempertimbangkan penawaran umum perdana untuk kedua unit tersebut atau bisa menjual saham secara langsung kepada investor," Arief Yahya, Direktur Utama PT Telkom, seperti dilansir Reuters, Kamis lalu.
Menurut Yahya, dua uit properti itu diharapkan bisa menghasilkan tambahan pendapatan sampai 109 juta dolar AS tahun ini.
Dia menolak menyebutkan besar laba yang akan diperoleh PT Telkom dari penjualan dua unit usahanya tersebut, atau perusahaan mana saja yang sudah tertarik untuk membeli PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang hampir seluruh sahamnya dimiliki PT Telkom itu. Namun beberapa bankir menaksir nilai perusahaan tersebut sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Saat ini, saingan terbesar Mitratel adalah PT Sarana Menara dan PT Tower Bersama Infrastructure. Dalam beberapa tahun belakangan, Telkom dilaporkan telah berjuang untuk menghidupkan kembali margin keuntungan dan mencari sumber-sumber pendapatan lainnya, seperti "perang harga" dengan 10 operator seluler lainnya yang semuanya bersaing untuk pelanggan. Analis pasar mengatakan, persaingan itu telah mencapai titik jenuh sebesar 110 persen. (*)
"Berdasarkan nilai pasar, kami sedang mempertimbangkan penawaran umum perdana untuk kedua unit tersebut atau bisa menjual saham secara langsung kepada investor," Arief Yahya, Direktur Utama PT Telkom, seperti dilansir Reuters, Kamis lalu.
Menurut Yahya, dua uit properti itu diharapkan bisa menghasilkan tambahan pendapatan sampai 109 juta dolar AS tahun ini.
Dia menolak menyebutkan besar laba yang akan diperoleh PT Telkom dari penjualan dua unit usahanya tersebut, atau perusahaan mana saja yang sudah tertarik untuk membeli PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang hampir seluruh sahamnya dimiliki PT Telkom itu. Namun beberapa bankir menaksir nilai perusahaan tersebut sebesar 1,5 miliar dolar AS.
Saat ini, saingan terbesar Mitratel adalah PT Sarana Menara dan PT Tower Bersama Infrastructure. Dalam beberapa tahun belakangan, Telkom dilaporkan telah berjuang untuk menghidupkan kembali margin keuntungan dan mencari sumber-sumber pendapatan lainnya, seperti "perang harga" dengan 10 operator seluler lainnya yang semuanya bersaing untuk pelanggan. Analis pasar mengatakan, persaingan itu telah mencapai titik jenuh sebesar 110 persen. (*)
No Comment.