Pada kesempatan ini kita akan membicarakan sedikit tentang tanah kelahiranku, desa Sidang Emas, kec. Banyuasin III, kab. Banyuasin, Sum-sel. Pembicaraan kita pada hari ini hangat-hangat dingin, karena topik yang kita angkat adalah mengenai sebuah desa dan SDM-nya yang luar biasa.
Kebanyakan pemimpin yang merakyat berasal dari desa, mungkin kata-kata itu tidak salah dan sangat tepat untuk saat ini, karena hal itu tidak saja menjadi slogan ataupun kata mutiara, melainkan sudah banyak bukti dan fakta yang dapat kita lihat, sebut saja Jokowi (Gubernur DKI Jakarta), Dahlah Iskan (Mentri BUMN dan pemilik JAWA POS) dan Chairul Tanjung (Pemilik Bank Mega dan TRANS) dan masih banyak yang lainnya. Mereka semua adalah dari desa, dinamika mereka sekarang sangat digandrungi di dunia politik nusantara, karena mereka tahu bagaimana keadaan rakyat dan bagaimana hati nurani rakyat.
Beralih dari mereka semua, sekarang kita beralih ke desa Sidang Emas. Sebenarnya desa Sidang Emas juga memiliki talenta-talenta yang luar biasa sebagaimana para pemimpin dari desa di atas. Hal ini tampak dari anak-anak desanya yang memiliki daya juang dan prestasi tinggi. Menurut cerita masyarakat sana bahwa banyak anak-anak desa yang mendapatkan beasiswa di berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh nusantara. Baik perguruan tinggi yang berbasik agama, umum atau pun yang lainnya. Tidak hanya sampai disitu, berbagai bentuk prestasi juga pernah diaraih anak desa di bidang berbagai bidang, seperti agama, umum, seni budaya dan lainnya.
Namun hal demikian hanya sebagain, karena ada juga sebagian anak-anak di desa yang tidak mengenyam pendidikan, pengangguran dan hidup abnormal. Semua itu sepenuhnya bukanlah salah mereka, karena mereka masih dalam proses, dan kita juga tidak bisa menyalahkan orang-orang terdekat mereka karena orang-orang terdekat mereka pun sudah berusaha untuk mereka. Namun sebagai anak daerah saya memiliki opini bahwa yang perlu disalahkan adalah pihak pemerintah yang kurang perhatian dengan pendidikan. Padahal pendidikan merupakan potensi besar untuk memajukan sebuah daerah, namun apalah daya bila anak mudanya tidak mengenyam pendidikan, maka hancurlah suatu daerah tersebut, dan paling menghawatirkan lagi apabila anak yang tidak mengenyam pendidikan tadi juga mempengaruhi mereka yang berpendidikan dan yang berpendidikan pun terpengaruh. Maka sudah bisa dibilang "pasti" bahwa daerah tersebut akan hancur dengan sendirinya.
Belajar dari pengalaman, mungkin kata-kata itulah yang akan membangkitkan nafsu para pemuda untuk belajar dan kembali mengenyam pendidikan. Belajar dari orang jaman dulu, yang kerjaannya setiap hari hanya bergelut dengan pahat karet dan batangnya. Belajar dari pengalaman orang tua, karena nasehat mereka merupakan masa depan yang cerah bagi anak bangsa. Desa sidang Emas bisa menjadi desa tauladan, apabila mutiara yang terpendam ini sama-sama kita didik dan dipelihara dengan sebaik-baik mungkin, bukan tidak mungkin ke depan kita akan melihat darah daging, anak daerah sidang emas menjadi pemimpin nasional. Semoga demikian, mari harapan-demi harapan kita impikan demi masa depan yang gilang gemilang.
Demikianlah sedikit curhat tentang mutiara yang terpendam di desaku. Semoga bermanfaat.
Artikel dari omz Wisnoe Waza Sapoetra
Kebanyakan pemimpin yang merakyat berasal dari desa, mungkin kata-kata itu tidak salah dan sangat tepat untuk saat ini, karena hal itu tidak saja menjadi slogan ataupun kata mutiara, melainkan sudah banyak bukti dan fakta yang dapat kita lihat, sebut saja Jokowi (Gubernur DKI Jakarta), Dahlah Iskan (Mentri BUMN dan pemilik JAWA POS) dan Chairul Tanjung (Pemilik Bank Mega dan TRANS) dan masih banyak yang lainnya. Mereka semua adalah dari desa, dinamika mereka sekarang sangat digandrungi di dunia politik nusantara, karena mereka tahu bagaimana keadaan rakyat dan bagaimana hati nurani rakyat.
Beralih dari mereka semua, sekarang kita beralih ke desa Sidang Emas. Sebenarnya desa Sidang Emas juga memiliki talenta-talenta yang luar biasa sebagaimana para pemimpin dari desa di atas. Hal ini tampak dari anak-anak desanya yang memiliki daya juang dan prestasi tinggi. Menurut cerita masyarakat sana bahwa banyak anak-anak desa yang mendapatkan beasiswa di berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh nusantara. Baik perguruan tinggi yang berbasik agama, umum atau pun yang lainnya. Tidak hanya sampai disitu, berbagai bentuk prestasi juga pernah diaraih anak desa di bidang berbagai bidang, seperti agama, umum, seni budaya dan lainnya.
Namun hal demikian hanya sebagain, karena ada juga sebagian anak-anak di desa yang tidak mengenyam pendidikan, pengangguran dan hidup abnormal. Semua itu sepenuhnya bukanlah salah mereka, karena mereka masih dalam proses, dan kita juga tidak bisa menyalahkan orang-orang terdekat mereka karena orang-orang terdekat mereka pun sudah berusaha untuk mereka. Namun sebagai anak daerah saya memiliki opini bahwa yang perlu disalahkan adalah pihak pemerintah yang kurang perhatian dengan pendidikan. Padahal pendidikan merupakan potensi besar untuk memajukan sebuah daerah, namun apalah daya bila anak mudanya tidak mengenyam pendidikan, maka hancurlah suatu daerah tersebut, dan paling menghawatirkan lagi apabila anak yang tidak mengenyam pendidikan tadi juga mempengaruhi mereka yang berpendidikan dan yang berpendidikan pun terpengaruh. Maka sudah bisa dibilang "pasti" bahwa daerah tersebut akan hancur dengan sendirinya.
Belajar dari pengalaman, mungkin kata-kata itulah yang akan membangkitkan nafsu para pemuda untuk belajar dan kembali mengenyam pendidikan. Belajar dari orang jaman dulu, yang kerjaannya setiap hari hanya bergelut dengan pahat karet dan batangnya. Belajar dari pengalaman orang tua, karena nasehat mereka merupakan masa depan yang cerah bagi anak bangsa. Desa sidang Emas bisa menjadi desa tauladan, apabila mutiara yang terpendam ini sama-sama kita didik dan dipelihara dengan sebaik-baik mungkin, bukan tidak mungkin ke depan kita akan melihat darah daging, anak daerah sidang emas menjadi pemimpin nasional. Semoga demikian, mari harapan-demi harapan kita impikan demi masa depan yang gilang gemilang.
Demikianlah sedikit curhat tentang mutiara yang terpendam di desaku. Semoga bermanfaat.
Artikel dari omz Wisnoe Waza Sapoetra