Teheran - Iran dan kelompok negara maju P5+1 sepakat memulai implementasi pakta pembatasan program nuklir Iran pada 20 Januari. Dengan keberhasilan ini, tersedia waktu enam bulan untuk mencapai kesepakatan final yang bertujuan menghentikan proyek senjata atom Iran.
Warga Iran di bandara Teheran menyambut kedatangan juru runding negaranya dari perundingan nuklir di Jenewa, 24 November 2013. Demikian dilaporkan oleh laman Wall Street Journal.
Berdasarkan kesepakatan yang diteken hari Ahad, Iran akan berhenti memproduksi bahan bakar pada level setara dengan senjata nuklir. Sebaliknya, Iran pekan depan akan mulai mengurangi atau membekukan aktivitas nuklir lain, demikian keterangan pejabat Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Iran.
Sebagai balasan, AS dan Uni Eropa akan mulai mengurangi sanksi ekonomi atas Iran. Pelonggaran sanksi dimulai pekan depan, lewat penangguhan larangan dagang produk petrokimia, otomotif, dan logam mulia.
Pejabat AS dan Eropa memuji tonggak terbaru dalam negosiasi nuklir Iran. Mereka menilai kesepakatan kemarin sebagai dukungan atas program nuklir untuk tujuan perdamaian. Namun mereka mengakui bahwa perundingannya begitu pelik, sehingga peluang kegagalan masih besar.
Kesepakatan ini diteken di Jenewa (Swiss) sebagai hasil perundingan antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa—AS, Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina—plus Jerman, yang bergabung dalam blok bertajuk P5+1. Perjanjian ini menyusul pakta sementara yang telah ditandatangani enam pekan sebelumnya.
Diplomat AS dan Eropa menyatakan bahwa negosiasi yang rumit ini menggambarkan betapa sulitnya jalan yang akan ditempuh untuk mencapai kesepakatan final nanti. Pakta akhir tersebut akan membahas bukti-bukti bahwa Iran mengembangkan teknologi senjata nuklir secara sembunyi-sembunyi. Teheran menampik tuduhan itu.
Negosiasi untuk meraih kesepakatan final itu diperkirakan bermula dua atau tiga pekan depan, demikian keterangan pejabat AS dan Iran. Seorang petinggi AS memperkirakan peluang raihan kesepakatan final sekitar 50 berbanding 50.
“Namun, tetap ada peluang nyata dalam kesepakatan ini,” sahutnya.
Di lain sisi, petinggi Iran menilai kesepakatan hari Ahad sebagai langkah penting bagi Presiden Hasan Rouhani untuk kembali terkoneksi dengan dunia Barat. Ulama politikus yang mulai menjabat Agustus lalu itu berjanji akan merevitalisasi perekonomian Iran lewat pelonggaran sanksi. Namun, Rouhani masih menghadapi hambatan dari faksi konservatif di Teheran, termasuk pasukan elite Garda Revolusioner.
Para petinggi Iran pada Ahad menyatakan, berlanjutnya proses diplomasi ini akan memperkuat upaya Rouhani.
“Kami berhasil mencapai kesepakatan yang baik dengan cepat. Tak ada yang percaya proses ini akan terjadi,” papar mantan Presiden Iran Hashemi Rafsanjani kepada media lokal, Ahad. “Ini adalah win-win solution bagi kedua pihak.”
Sumber: NU Online
Warga Iran di bandara Teheran menyambut kedatangan juru runding negaranya dari perundingan nuklir di Jenewa, 24 November 2013. Demikian dilaporkan oleh laman Wall Street Journal.
Berdasarkan kesepakatan yang diteken hari Ahad, Iran akan berhenti memproduksi bahan bakar pada level setara dengan senjata nuklir. Sebaliknya, Iran pekan depan akan mulai mengurangi atau membekukan aktivitas nuklir lain, demikian keterangan pejabat Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Iran.
Sebagai balasan, AS dan Uni Eropa akan mulai mengurangi sanksi ekonomi atas Iran. Pelonggaran sanksi dimulai pekan depan, lewat penangguhan larangan dagang produk petrokimia, otomotif, dan logam mulia.
Pejabat AS dan Eropa memuji tonggak terbaru dalam negosiasi nuklir Iran. Mereka menilai kesepakatan kemarin sebagai dukungan atas program nuklir untuk tujuan perdamaian. Namun mereka mengakui bahwa perundingannya begitu pelik, sehingga peluang kegagalan masih besar.
Kesepakatan ini diteken di Jenewa (Swiss) sebagai hasil perundingan antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa—AS, Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina—plus Jerman, yang bergabung dalam blok bertajuk P5+1. Perjanjian ini menyusul pakta sementara yang telah ditandatangani enam pekan sebelumnya.
Diplomat AS dan Eropa menyatakan bahwa negosiasi yang rumit ini menggambarkan betapa sulitnya jalan yang akan ditempuh untuk mencapai kesepakatan final nanti. Pakta akhir tersebut akan membahas bukti-bukti bahwa Iran mengembangkan teknologi senjata nuklir secara sembunyi-sembunyi. Teheran menampik tuduhan itu.
Negosiasi untuk meraih kesepakatan final itu diperkirakan bermula dua atau tiga pekan depan, demikian keterangan pejabat AS dan Iran. Seorang petinggi AS memperkirakan peluang raihan kesepakatan final sekitar 50 berbanding 50.
“Namun, tetap ada peluang nyata dalam kesepakatan ini,” sahutnya.
Di lain sisi, petinggi Iran menilai kesepakatan hari Ahad sebagai langkah penting bagi Presiden Hasan Rouhani untuk kembali terkoneksi dengan dunia Barat. Ulama politikus yang mulai menjabat Agustus lalu itu berjanji akan merevitalisasi perekonomian Iran lewat pelonggaran sanksi. Namun, Rouhani masih menghadapi hambatan dari faksi konservatif di Teheran, termasuk pasukan elite Garda Revolusioner.
Para petinggi Iran pada Ahad menyatakan, berlanjutnya proses diplomasi ini akan memperkuat upaya Rouhani.
“Kami berhasil mencapai kesepakatan yang baik dengan cepat. Tak ada yang percaya proses ini akan terjadi,” papar mantan Presiden Iran Hashemi Rafsanjani kepada media lokal, Ahad. “Ini adalah win-win solution bagi kedua pihak.”
Sumber: NU Online