- Tempat Nongkrong Para GIRILAYA mania -


You are not connected. Please login or register

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

girilayabot

girilayabot
Spammer
Spammer
Salah satu indikator negara maju adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas dapat terbentuk salah satunya melalui kebiasaan membaca. Dengan membaca seseorang akan semakin luas khasanah ilmu pengetahuannya dan memperoleh berbagai informasi baru yang dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan. Di Indonesia sendiri, minat baca masyarakatnya masih sangat rendah. Menurut data United Nations Educational and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmiah dan Kebudayaan PBB pada tahun 2012 indeks minat baca masyarakat Indonesia baru mencapai angka 0,001 persen yang artinya dari setiap 1000 orang hanya ada 1 orang yang minat membaca. Data tersebut bisa dijadikan gambaran persentase minat baca di tahun 2014 yang tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Berbicara soal minat baca masyarakat Indonesia memang selalu menjadi topik yang aktual. Saat ini, minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi minat baca pada anak, salah satunya kemajuan teknologi. Anak- anak yang tumbuh di era modern seperti sekarang ini cenderung lebih menyukai gadget dibanding buku. Ini adalah salah satu dampak negatif dari teknologi yang semakin canggih. Seharusnya dengan teknologi yang semakin canggih anak-anak dengan bimbingan orang tua atau guru dapat mengaksess berbagai informasi penting yang menujang pendidikan. Namun hal itu tidak selaras dengan apa yang diharapkan. Hampir sebagian besar anak dan remaja di Indonesia lebih menyukai bermain di jejaring sosial dibandingkan mencari informasi dan membaca buku.

Membaca buku menjadi hal yang sangat urgen bagi anak-anak dan remaja, karena hanya dengan membaca seseorang dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan. Semakin tinggi minat baca anak-anak Indonesia maka akan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan Indonesia. Selama ini pemerintah sudah berkali-kali melakukan perubahan dalam kurikulum pendidikan, mulai dari kurikulum pendidikan tahun 1947 sampai yang terbaru yaitu kurikulum 2013. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Karakteristik kurikulum 2013 salah satunya mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Ini artinya pendidikan karakter sangat di tonjolkan.
Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang baik dan mana buruk tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan yang baik kedalam diri anak, sehingga anak mengerti apa yang harus mereka lakukan, yaitu melakukan kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan yang baik dapat dimulai oleh anak mulai dari rumah. Peran serta orang tua sangat penting dalam menanamkan pendidikan karakter anak ketika dirumah, karena ketika dirumah orang tualah yang menjadi model percontohan dalam perilaku sehari-hari ketika dirumah. Seperti yang kita ketahui anak-anak adalah peniru yang sangat baik, sehingga sangat mudah bagi orang tua untuk membentuk karakter anak sesuai dengan apa yang di inginkan. Jika orang tua menanamkan karakter buruk pada anak maka anak akan berkarakter sesuai dengan apa yang ditanamkan oleh orang tuanya. Oleh sebab itu semaksimal mungkin orang tua harus selalu mencontohkan kebiasaan kebiasaan yang baik sejak dini. Melalui pendidikan karakter anak-anak dan remaja dapat diarahkan menjadi pribadi berakhlak , disiplin dan santun. Pendukung pendidikan karakter tidak hanya orang tua ataupun guru tetapi juga lingkungan, karena lingkungan juga membentuk kepribadian anak.

Pendidikan karakter bangsa merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga memiliki kepribadian atau karakter. Dengan demikian, kelak akan lahir generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama (Suyanto, 2011).

Untuk membentuk karakter dalam diri anak tidak cukup dengan nilai tetapi bagaimana seorang anak dapat membiasakan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Nilai luhur dalam pendidikan karakter dapat kita aktualisasikan dalam kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti kebiasaan membaca buku. Kebiasaan membaca buku memang seolah masih menjadi hal yang asing bagi anak-anak dan remaja di Indonesia.

Orang tua bisa mengenalkan buku melalui buku ceriata anak atau buku-buku yang berhubungan dengan dunia anak, hal ini bisa menjadi stimulus agar anak menyukai buku. Seperti pepatah jawa witing tresno jalaran saka kulina, semakin sering berinteraksi dengan buku maka anak-anak akan semakin menyukai buku. Jika anak-anak sudah terbiasa dengan buku maka tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan gemar menbaca sebagai gaya hidup anak-anak bahkan masyarakat Indonesia.

Sudah saatnya orang tua atau guru membiasakan anak-anak sejak dini untuk mengenal buku, karena membaca buku merupakan sebuah keniscayaan. Disadari atau tidak anak-anak adalah adalah penentu kemajuan suatu bangsa, semakin luas khasanah ilmu pengetahuan suatu bangsa maka bangsa tersebut semakin maju.

Oleh Sri Hidayati Mahasiwa Program Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 Surprised 

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik

Ping your blog, website, or RSS feed for Free
ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free

 

pagerank analyzerW3 Directory - the World Wide Web Directory

© 2014 Copyright Girilaya Real Groups - All Rights Reserved | Back to Top