Indeks
Petugas Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya menangkap seorang kurir narkoba bernama Irawan (36). Tersangka juga menjadi penjaga gudang penyimpanan beragam jenis narkotika milik bosnya.
"Tersangka ini gudang, menerima dari bosnya, menyimpan dan menjual berdasarkan perintah," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Setija Junanta, Kamis (5/9).
Selain menangkap tersangka, petugas juga menyita barang bukti berupa 294,88 gram sabu, 24,72 gram serbuk sabu, 200 butir pil ekstasi, 31,22 gram ganja, 2.305 butir happy five, dua set alat hisap, tiga unit handphone, dua unit timbangan dan sebuah buku.
Seluruh barang bukti tersebut disita dari tiga rumah yang ditempati tersangka, termasuk rumah keluarganya di Dukuh Pakis, Surabaya. Dua rumah lainnya yang berfungsi sebagai gudang narkoba adalah rumah kontrakan yang disewa tersangka di Jalan Jeruk Tengah dan Simorejo, Surabaya.
Tersangka mengaku sudah menjalankan bisnis haramnya tersebut selama setahun. Namun, tersangka berdalih tidak tau siapa bos yang sering memintanya untuk menerima maupun mengirim barang.
Sampai saat ini, petugas masih terus mendalami kasus tersebut untuk melacak keberadaan sang bos yang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO). Selama ini, hubungan bos, pemesan dan tersangka hanya melalui telepon. Dari buku catatan yang dimiliki tersangka, dia sudah melakukan banyak transaksi narkoba di wilayah Surabaya. (aks)
"Tersangka ini gudang, menerima dari bosnya, menyimpan dan menjual berdasarkan perintah," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Setija Junanta, Kamis (5/9).
Selain menangkap tersangka, petugas juga menyita barang bukti berupa 294,88 gram sabu, 24,72 gram serbuk sabu, 200 butir pil ekstasi, 31,22 gram ganja, 2.305 butir happy five, dua set alat hisap, tiga unit handphone, dua unit timbangan dan sebuah buku.
Seluruh barang bukti tersebut disita dari tiga rumah yang ditempati tersangka, termasuk rumah keluarganya di Dukuh Pakis, Surabaya. Dua rumah lainnya yang berfungsi sebagai gudang narkoba adalah rumah kontrakan yang disewa tersangka di Jalan Jeruk Tengah dan Simorejo, Surabaya.
Tersangka mengaku sudah menjalankan bisnis haramnya tersebut selama setahun. Namun, tersangka berdalih tidak tau siapa bos yang sering memintanya untuk menerima maupun mengirim barang.
Sampai saat ini, petugas masih terus mendalami kasus tersebut untuk melacak keberadaan sang bos yang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO). Selama ini, hubungan bos, pemesan dan tersangka hanya melalui telepon. Dari buku catatan yang dimiliki tersangka, dia sudah melakukan banyak transaksi narkoba di wilayah Surabaya. (aks)
No Comment.